Oleh Evy Ratnasari Syamsir, Pemilik Aya Collection
Pekanbaru, (Antarariau.com) - Berbicara tenatng ekonomi kreatif tentulah yang terbayang semua produk yang bergerak dibidang kerajinan tangan dan para pelaku adalah usaha kecil menengah.
Anggapan tersebut ada benarnya karena ekonomi kreatif lahir dari kreatifitas pelaku usaha dalam berkarya, mecurahkan pikiran dan tenaga untuk terwujudnya suatu karya.
Ekonomi kreatif tidak hanya bergerak dalam bidang fashion, desain, seni lukis, seni tari, film dan lain sebagainya. Banyak bidang usaha yang dapat dikembangkan melalui kegiatan ini.
Beranjak dari kreativitas yang menumbuhkan pengembangan diri inilah saya juga terjun dalam bidang ekonomi kreatif yang bergerak dalam bidang fashion. Fashion dalam arti kata tampilan busana, make up serta gerak gaya yang mengiringi keindahan busana yang dikenakan.
Tentu ada yang bertanya seorang wartawan yang tidak punya pengalaman sekolah model, tidak punya pengalaman desain kostum atau desain karakter wajah kok bisa jadi kostum desainer?
Ungkapan orang tua pengalaman mengajarkan kita untuk bertindak dalam hidup. Itulah yang saya jalani. Selama profesi saya sebagai seorang wartawan saya tidak hanya menjalin silaturahmi dengan para pimpinan negeri tetapi juga pimpinan usaha terutama orang-orang yang berjuang mendapatkan kehidupan yang lebih baik dengan cara pengembangan diri, mengali potensi.
Ada benarnya juga bahwa menjadi wartawan kita banyak mendapatkan ilmu, luas wawasan, luas pergaulan dan banyak teman.
Lalu kapan saya terjun ke bidang desainer? Adalah anak bungsu saya Muthiara Maharani atau di instagramnya aya muthiara- yang memperkenalkan saya dalam dunia fashion.
Aktivitasnya sebagai seorang model cilik mendorong saya untuk berkreasi membuat kostum yang unik berbeda dengan yang lain tujuannya tentu saja agar kami menang dalam setiap perlombaan.
Buat kostum yang satu lalu kemudian buat lagi, buat lagi, menang lagi, menang lagi dan menang (walau kadang pernah juga tidak menangnya) namun kondisi tersebut memacu untuk terus berkarya, memperbaiki kekurangan dan membuat keunikan sendiri.
Unik, dari desain yang kita buat adalah kunci utama kita mencuri perhatian orang lain dan para pelanggan. Keunikan dari suatu kostum tentu akan menjadi ciri kita sebagai produsen dan keahlian menciptakan keunikan tersebut tidak akan dimiliki oleh pihak lain. Inilah kunci utama yang harus selalu diingat apabila kita mau terjun dalam ekonomi kreatif.
Dari fashion untuk kegiatan fashion show kini merambah ke fashion karnaval. Fashion karnaval masih amat langka. Orang masih sangat tergila-gila dengan kehebohan kostum yang dipergunakan oleh seorang model, unik, menarik yang mendatangkan decak kagum.
Dalam pembuatan kostum atau fashion karnaval banyak pihak yang terlibat dari tukang jahit, tukang ukir hingga tukang las dan model yang dapat menjiwai karakter dari kostumnya.
Aya Collection kini lebih banyak bergelut dalam bidang fashion karnaval dan telah tiga tahun berturut-turut tampil dalam acara karnaval bergengsi tanah air yakni Jember Fashion Carnival di Jember, Jawa Timur.
Selain itu Aya Collection juga acap tampil di Kepri baik di Tanjungpinang maupun Batam karena banyak kegiatan yang dilakukan baik pemerintah daerah maupun pihak swasta dengan menampilkan kostum-kostum unik.
Yang selalu diingat dalam kegiatan kreatif adalah mencurahkan ide yang berbeda dari dibuat oleh orang lain, sebab sesuatu yangberbeda dan unik adalah modal utama dalam dunia kreativitas. Jika produk kita sama dengan orang lain itu berarti tidak ada nilai tambah dan pasar tentu tidak akan berpihak dengan kita.
Kreatif artinya tidak menjiplak dan itu sebabnya ekonomi kreatif adalah seseorng yang mampu memberikan nilai lebih terhadap suatu produk. Nilai lebih inilah yang menjadi keunikan dan daya tarik terhadap produk yang dihasilkan. Ini yang utama. Soal harga dalam dunia ekonomi kreatif berapapun ditawarkan tidak masalah Karena yang dipandang adalah eksklusivitas dari produk.Itu semua dari pengalaman saya
Aya Collection merupakan perajin desain kostum baik untuk kostum fashion show, fashion adat maupun fashion karnaval dan fashion karakter.
Berawal dari kegiatan fashion show, Aya Collection yang namanya diambil dari model cilik Aya Muthiara acap diundang untuk mengisi acara atau kegiatan lomba baik di wilayah Provinsi Kepri seperti di Tanjungpinang atau Batam tapi juga hingga ke Singapura dan Malaysia.
Dalam tiga tahun terakhir Aya Collection juga menampilkan karyanya ke Jember, Jawa Timur dalam kegiatan Wonderful Archipelago Carnival Indonesia Jember Fashion Carnival.
Dalam kegiatan Festival Industri Kreatif Riau 2016 Aya Collection beragam tema khas budaya Melayu ditampilkan.
Tema Putri Sirih Junjung dengan model Muthiara Maharani. Sirih Junjung atau sirih susun merupakan tradisi Melayu sebagai ungkapan terimakasih kepada tamu yang disusun indah.
Tema Lancang Kuning dengan model Dimas Argadinata. Lancang kuning merupakan perahu kebesaran raja-raja Melayu yang melegenda hingga kini.
Tema Putri Baganduang dengan model Safa Attamimi kostum yang terinspirasi dari tradisi masyarakat Kuantan Mudik yakni perahu baganduang.
Tema Awang Perang Utan model Rusdin, kostum yang mengambil karakter cerita Mak Yong teater tradisional Melayu.
Tema Putri Siput Gondang dengan model Alvina, kostum yang mengambil cerita dari teater Mak Yong.
Tema Wak Kunyit model Fauzan Wijaya Putra, kostum yang juga mengambil tema dari cerita teater Mak Yong
Tema Hang Tuah model Tomi Saputra. Hang Tuah tokoh melegenda dalam alam Melayu yang terkenal sebagai tokoh dengan ungkapan Tak Melayu Hilang di Bumi yang juga dikenal dengan tuah keris Tameng Sari