Gawat, Udara Dumai Mulai Tercemar Asap Karhutla

id gawat udara, dumai mulai, tercemar asap karhutla

Gawat, Udara Dumai Mulai Tercemar Asap Karhutla

Dumai (Antarariau.com) - Udara di Kota Dumai, Riau, Senin sekitar pukul 11.00 WIB mulai dicemari kabut asap tipis dampak kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di sejumlah kawasan.

Sejumlah warga merasa resah dengan kemunculan kabut asap ini karena kuatir bisa menganggu kesehatan diri dan anak, ditambah kondisi cuaca panas terik dalam beberapa bulan terakhir.

"Ketika berangkat kerja tadi saya lihat kabut asap sudah nampak di jalan raya, dan kami kuatir dengan kondisi udara begini karena cuaca Dumai juga sangat panas," kata seorang pekerja swasta, Fally.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Dumai Muhammad Ridho mengatakan, berdasarkan rilis Badan Metereologi Klimatologi Geofisika Provinsi Riau, satelit Tera dan Aqua terpantau keberadaan 15 titik panas tersebar di sejumlah kecamatan.

Rilis BMKG tersebut memantau kemunculan titik api tersebar di beberapa kecamatan, yaitu, Kecamatan Bukit Kapur dengan 5 titik 2 di Medang Kampai dan 8 titik panas di Kecamatan Sungai Sembilan.

"Kemungkinan besar kabut asap yang muncul hari ini berasal dari kebakaran lahan di Dumai di beberapa kecamatan," kata Ridho.

Menurutnya, Kota Dumai saat ini sudah dikepung kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah wilayah dan beberapa kabupaten tetangga, sehingga memicu kemunculan kabut asap.

Sebelumnya, Dinas Pertanian Kehutanan Kota Dumai menyatakan kebakaran lahan yang terjadi marak belakangan ini dipicu kondisi cuaca panas dan ada kegiatan membakar lahan dengan sengaja.

Kepala Bidang Kehutanan Dumai Hadiono mengatakan, sejumlah personel Polisi Kehutanan (Polhut) sudah diturunkan ke lokasi kebakaran bergabung dengan petugas dari instansi terkait lain untuk melakukan pengendalian api karlahut tersebut.

"Titik api di Dumai pasang surut beberapa hari ini, karena pantauan satelit NOAA-18 pada Ahad (14/8) kemarin sisa dua hotspot, dan Sabtu (13/8) justru meningkat jadi 18 titik panas," kata Hadiono.