Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Rahmat Rahim, menyatakan Pemprov Riau membidik peluang kerjasama pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru, dengan harapan bisa saling berbagi potensi bisnis dan meringankan biaya investasi pengembangan layanan penerbangan untuk jangka panjang yang mencapai Rp800 miliar.
"Kami sudah sempat bertemu dengan pihak operator Bandara Pekanbaru, PT Angkasa Pura II, dan diketahui bahwa butuh Rp800 miliar untuk investasi pengembangan menjadi bandara internasional kelas dunia. Kami melihat ini ada peluang kerjasama dengan pemerintah daerah agar ada berbagi dana investasi yang besar itu," kata Rahmat Rahim kepada Antara pada sosialisasi Rencana Induk Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, di Pekanbaru, Selasa.
Ia menjelaskan, dengan biaya investasi sebesar itu Bandara Pekanbaru bisa memiliki landasan pacu sepanjang 3.000 meter dan lebar 60 meter sehingga bisa digunakan pesawat berbadan besar untuk penerbangan internasional. Selain itu, fasilitas lain seperti "taxi way" dan lainnya bisa dibangun untuk menampung lebih banyak penumpang dan usaha lainnya.
"Pemprov Riau bisa memberikan penyertaan modal hingga Rp200 miliar untuk pengembangan Bandara Pekanbaru. Syaratnya adalah operator yang ada menggandeng badan usaha milik daerah yang akan ditentukan dengan mekanisme lelang. Payung hukumnya sudah ada, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandara," ujarnya.
Ia menilai kolaborasi PT AP II dengan perusahaan daerah akan menguntungkan kedua pihak terutama meringankan operator yang ada sekarang untuk mendapatkan "suntikan" dana segar. Potensi bisnis di layanan penerbangan juga cukup besar, apalagi untuk mendukung keinginan pemerintah daerah agar Bandara Pekanbaru menjadi embarkasi haji sendiri.
"Selama ini 71 persen jamaah di Embarkasi Batam berasal dari Riau, dan kalau ini bisa kita ambil maka akan semakin ramai di Bandara Pekanbaru," ujarnya.
General Manajer Bandara SSK II, Jaya Tahoma Sirait, mengatakan berdasarkan rencana induk Bandara Pekanbaru yang baru dikeluarkan Kementerian Perhubungan, perkembangan kawasan itu dibagi dalam tiga tahap yang ditargetkan bisa direalisasikan maksimal selama 20 tahun.
Dalam rencana induk pengembangan Bandara Pekanbaru, pergerakan penumpang diprediksi akan terus meningkat yang hingga pengembangan tahap III totalnya bisa mencapai 19,798 juta orang per tahun, sedangkan pertumbuhan jumlah penumpang rata-rata enam persen per tahunnya.
"Luas lahan untuk kebutuhan pembangunan dan pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim II kurang lebih 239,37 hektare, sedangkan lahan yang telah ada sekirang sekitar 153,28 ha, sehingga lahan untuk pengembangan butuh sekitar 86,09 hektare," ujarnya.
Jaya mengakui untuk mewujudkan rencana induk Bandara SSK II tidak bisa dilaksanakan PT AP II sendirian, karena itu butuh sinergi yang kuat dari pemangku kepentingan lainnya mulai dari pemerintah daerah, DPRD, masyarakat hingga TNI AU yang menggunakan fasilitas itu untuk Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin.
"Untuk pengembangan tahap I berupa penambahan panjang landas pacu dari 2.240 menjadi 2.600 meter, kami masih perlu membebaskan lahan sekitar 5,4 hektare. Kalau untuk menjadikan panjang landas pacu 3.000 meter, berarti kami butuh lahan 20 hektare. Kendala utama pengembangan adalah ketersediaan lahan, sehingga kami butuh kerjasama dengan pemerintah daerah," ujarnya.