Macan Dahan Sampai di Hutan Bakau Dumai Dampak Pengembangan Industri

id macan, dahan sampai, di hutan, bakau dumai, dampak pengembangan industri

 Macan Dahan Sampai di Hutan Bakau Dumai Dampak Pengembangan Industri

Dumai, (Antarariau.com) - Pengelola Konservasi Bandar Bakau Kota Dumai Darwis Moh Saleh menduga kelompok macan dahan yang mengungsi merupakan dampak dari pengembangan kawasan industri Lubuk Gaung Kecamatan Sungai Sembilan.

"Macan dahan ini bisa sampai ke hutan bakau dengan melewati bibir pantai dan kita duga berasal dari kawasan hutan di Kelurahan Lubuk Gaung Kecamatan Sungai Sembilan," kata Darwis.

Binatang liar dengan habitat asli hutan bakau ini menurutnya berasal dari daerah pinggiran Dumai tersebut, namun sejak banyak perluasan industri membuat macan dahan mengungsi mencari kehidupan baru.

Dijelaskan, spesies kucing nama latin "Neofelis Diardii" ini hanya bisa dilihat berkeliaran pada waktu malam hari di kawasan bandar bakau yang sudah memiliki keanekaragaman 25 jenis mangrove.

Keberadaaan satwa liar dilindungi negara di kawasan bandar bakau Dumai seluas 20 hektar ini terpantau berjumlah empat ekor, dua anak dan dua dewasa, dan sumber makanan ikan lumpur yang banyak tersedia.

"Kehadiran macan dahan telah menambah aneka satwa penghuni kawasan ini karena memang hutan bakau adalah habitat aslinya," ujar Ketua Pencinta Alam Bahari (PAB) Dumai ini.

Kawasan ragam mangrove ini, lanjut dia, telah menjadi habitat hidup sejumlah satwa hutan, seperti, kera ekor panjang jenis lutung, berang berang, burung murai batu, punai, bangau, enggang, ayam hutan, ular bakau, musang dan lain lain.

Pihaknya kini juga tengah mendorong pemerintah daerah agar membebaskan lahan areal konservasi bandar bakau ini dari PT Pelindo untuk dihibahkan menjadi hutan kota dalam rangka pelestarian mangrove dan wisata bahari.

Hutan kota nantinya bisa menjadi penawar luka dunia pariwisata Dumai yang melesu, dan bisa mengembangkan secara menyeluruh bandar bakau untuk meningkatkan kunjungan masyarakat dan penelitian ilmiah.

"Kunjungan masyarakat umum diluar penelitian ilmuwan mencapai 32 ribu orang, karena itu bandar bakau ini sangat potensial untuk dikembangkan jadi wisata alam dan bahari daerah," terang dia.

Wali Kota Dumai Zulkifli AS menyatakan siap mendukung program wisata alam dan bahari yang ada, dan meminta instansi terkait untuk berkoordinasi dengan pengelola bandar bakau mewujudkan hutan bakau.

"Mendukung konservasi mangrove yang terlengkap di Provinsi Riau dengan membuat program peningkatan wisata alam dan budaya yang ada," sebut Zul AS.