Izin Pakai Helikopter Belum Keluar, BPBD Riau Andalkan Pemadaman Darat

id izin pakai, helikopter belum, keluar bpbd, riau andalkan, pemadaman darat

Izin Pakai Helikopter Belum Keluar, BPBD Riau Andalkan Pemadaman Darat

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau menyatakan masih mengandalkan tim darat untuk menanggulangi kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) yang kembali terjadi di wilayah tersebut.

"Kita harus mengandalkan tim darat dulu, semuanya yang tergabung dalam Satgas Karlahut telah diturunkan menanggulangi Karlahut," tegas Kepala BPBD Riau Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Ia menjelaskan pihaknya terpaksa mengandalkan tim darat lantaran izin dua helikopter pengebom air atau "water bombing" belum turun dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

"Padahal BNPB telah mengajukan izin "Special Permit" sejak 15 Maret 2016 lalu. Jika ada yang kurang administrasinya mungkin bisa segera dikomunikasikan karena kita sangat membutuhkan penanggulangan melalui jalur udara," jelasnya.

Dijelaskannya, Riau telah menetapkan status siaga darurat Karlahut sejak 7 Maret 2016 lalu dan seharusnya hal tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk mempercepat proses perizininan helikopter "water bombing".

"Kita berharap agar segera diturunkan izin "special permit" untuk memaksimalkan penanggulangan kebakaran lahan yang terjadi pesisir Riau saat ini," harapnya.

Untuk sementara, ia mengatakan selain mengandalkan tim darat, Satgas Karlahut Riau juga mengandalkan helikopter "water bombing" milik dua raksasa perusahaan kertas yakni RAPP dan IKPP. "Saya sudah meminta bantuan mereka, dan saat ini tengah berupaya memadamkan titik api," urainya.

Sebelumnya BNPB menjanjikan untuk mendatangkan empat unit helikopter "water bombing" jenis Puma dan MI 171. Namun, selang beberapa pekan kemudian helikopter tersebut tidak kunjung tiba akibat izin "special permit" yang belum keluar dari Dirjen Perhubungan Udara.

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru kembali mendeteksi belasan titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di sejumlah kabupaten dan kota di Riau.

"Berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua pada Selasa pukul 05.00 WIB, terpantau sebanyak 13 titik panas yang menyebar di tujuh kabupaten dan kota di Riau," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin.

Ia mengatakan ke tujuh kabupaten dan kota yang terpantau adanya titik panas tersebut diantaranya adalah Meranti dan Rokan Hilir masing-masing tiga titik panas. Selanjutnya Bengkalis dan Indragiri Hilir dua titik, serta Dumai, Siak dan Indragiri Hulu masing-masing satu titik.

Sugarin mengatakan bahwa lonjakan titik panas yang mayoritas berada di wilayah pesisir Riau itu disebabkan faktor cuaca yang cukup panas di wilayah tersebut. Dijelaskannya, daerah pesisir saat ini memasuki musim kemarau lebih cepat sehingga sangat mudah terbakar.

Sementara itu, dari 13 titik panas yang terpantau, tujuh diantaranya dipastikan sebagai titik api yang mengindikasikan adanya Karlahut dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.

Ke tujuh titik api tersebut terdeteksi di Meranti dua titik yang terpantau berada di Pulau Tebing Tinggi, Rokan Hilir dua titik yang terpantau berlokasi di Kecamatan Bagan Sinembah dan Bangko.

Selanjutnya masing-masing satu titik api di Bengkalis yang berlokasi di Kecamatan Siak Kecil, Siak yang berada di Sungai Apir, dan Indragiri Hilir yang terpantau berada di Kecamatan Mandah.