Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pesawat milik Sky Aviation masih terparkir di samping landasan pacu Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru hingga Senin setelah maskapai tersebut memutuskan berhenti operasi karena mengalami kendala finansial pada Maret 2014.
"Satu pesawat jenis fokker 50 kapasitas 50 kursi milik Sky Aviation, kini terpakir di depan kargo atau samping landasan pacu bandara," kata Kadiv Pelayanan dan Operasi Bandara Internasional SSK II Hasturman Yunus di Pekanbaru, Senin.
Akhir tahun 2015, lanjut dia, telah turun tim perwakilan manajemen maskapai itu terdiri atas dua orang teknisi untuk melihat kondisi terkini pesawat sekaligus mengecek serta mendata terkait dengan peralatan.
Tujuan turunnya dua orang teknisi tersebut bersifat membuat laporan kepada manajemen tentang kondisi satu unit pesawat terparkir di Pekanbaru. Namun, pihaknya hingga kini belum mendapat tebusan dari laporan itu.
"Apakah pesawat itu masih layak diterbangkan atau bagaimana? Itu yang belum kami ketahui karena mereka kan masih bermasalah dengan finansial, tetapi bukan berarti bangkrut," katanya.
Hasturman mengaku tidak hafal berapa besar total utang yang dicatatkan operator itu kepada pihaknya, termasuk besar biaya parkir untuk satu malam bagi maskapai yang sedang mengalami krisis keuangan.
Tercatat sebelum berhenti operasi, Sky Aviation pernah miliki beberapa rute terbang komersial dari bandara setempat, seperti Medan-Pekanbaru, Pekanbaru-Batam, Pekanbaru-Silangit di Sumatera Utara, Pekanbaru-Dumai, Pekanbaru-Tanjung Pinang, dan Pekanbaru-Malaka.
"Saya tidak hafal berapa besar utang pada bandara. Yang jelas saya cuma izinkan teknisi itu untuk melihat saja, tanpa boleh bawa peralatan apa pun ke luar pesawat itu," katanya.
Kondisi berbeda diungkapkan manajemen Bandara Internasional Hang Nadim Batam dengan menahan satu pesawat maskapai Sky Aviation berhenti terbang sejak Mei 2014 karena belum bisa menyelesaikan utang sebesar Rp140 juta.
"Pihak yang mengaku dari Sky Aviation sudah beberapa kali datang ke Hang Nadim. Mereka minta untuk terbang panaskan pesawat. Namun, kami tolak karena masih banyak kewajiban belum dipenuhi," kata Plt. Kepala Bandara Internasional Hang Nadim Batam Suwarso.
Pada akhir tahun 2014, perusahaan multinasional berbasis di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Bosowa Corporation melalui anak perushaannya Bosowa Corporindo akan mengambil alih maskapai penerbangan Sky Aviation.
Hingga akhir tahun itu, Bosowa dalam proses memulihkan perusahaan penerbangan berhenti operasi sejak Maret 2014.
Menurut CEO Bosowa Group Erwin Aksa, maskapai itu miliki peluang menguntungkan karena sudah terdapat 18 rute di Indonesia dengan 10 pesawat dari total 50-an pesawat dalam kondisi baik.
Akan tetapi, pada bulan April 2015, dia kembali membatal akuisisi Sky Aviation.
"Kami batalkan dulu. Enggak kami lanjutkan," kata Erwin.
Berita Lainnya
Sudah 100 Orang Tewas dalam Unjuk Rasa di Nikaragua, Paus Serukan Berhenti
04 June 2018 19:30 WIB
Bandara Oksibil Papua tetap beroperasi usai penembakan pesawat oleh KKB
11 January 2023 14:40 WIB
Kemenhub akan cabut larangan beroperasi seluruh pesawat Boeing 737MAX
28 December 2021 13:15 WIB
Dua Helikopter dan Satu Unit Pesawat Air Tracktor Tidak Beroperasi
11 August 2016 16:12 WIB
Riau Air Beroperasi Dengan Satu Pesawat
01 March 2011 15:33 WIB
Usai Insiden, Pesawat Riau Airlines Kembali Beroperasi
17 February 2010 19:34 WIB
Masih Berhutang, Pesawat Sky Aviation Ditahan
08 January 2015 19:39 WIB
Kendaraan terparkir tiga hari, Yantoni Gae dtemukan tewas di Siak Hulu
19 June 2023 9:18 WIB