BMKG: Saat Gerhana Matahari 9 Maret, Bumi Bergerak Menuju Equator

id bmkg saat, gerhana matahari, 9 maret, bumi bergerak, menuju equator

BMKG: Saat Gerhana Matahari 9 Maret, Bumi Bergerak Menuju Equator

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang menyebut, saat terjadinya peristiwa Gerhana Matahari Total (GMT) diperkirakan pada 9 Maret 2016, bumi bergerak menuju equator.

"Kalau matahari posisinya tetap, sedangkan bumi bergerak atau bergeser seperti bulan Desember sampai kembali ke equator," papar Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang, Sumatera Barat, Rahmat Triyono melalui telepon genggam dari Pekanbaru, Rabu.

Dia menjelaskan, diperkirakan tanggal 23 Maret tahun ini, bumi tepat berada pada posisi equator atau garis khatulistiwa yakni sebuah garis imajinasi di tengah-tengah planet antara dua kutub dan paralel terhadap poros rotasi planet.

Gerhana matahari terjadi karena posisi bulan terletak antara bumi dan matahari, sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari. Meski bulan lebih kecil dari bumi, namun bayangannya mampu melindungi cahaya matahari karena jaraknya sangat dekat.

Lalu dari Maret sampai Juni, bumi bergerak ke belahan Utara khatulistiwa yang berdampak pada negara-negara di belahan itu mulai memasuki musim panas seperti Jepang dan seterusnya, termasuk negara berada pada benua Eropa.

"Memasuki bulan Juni hingga September, bumi yang berbentuk lingkaran seperti bola mulai bergerak menuju arah equator lagi. Tepat pada September, posisi bumi sudah kembali ke equator," terangnya.

Sedangkan dari September sampai Desember, lanjut dia, bumi mengarah ke Selatan atau menuju negara seperti Australia yang sebabkan terjadinya musim dingin.

"Tiap tahun perputaran selalu begitu, seolah-olah terdapat pergerakan semu dari bumi. Dengan rotasi merujuk pada gerakan berputar planet bumi pada sumbunya. Bumi berputar ke arah timur atau melawan arah jarum jam," kata Rahmat.

Gerhana matahari total 2016 yang diperkirakan akan terjadi tanggal 9 Maret mendatang, menjadi peristiwa istimewa karena sebagian besar GMT ini bisa dilihat di daratan Indonesia, sedangkan sisanya akan melintasi Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin bulan lalu mengatakan, tiap gerhana punya daya tarik tersendiri, tapi GMT tahun 2016 tergolong unik dan langka karena hanya di negara Indonesia bisa menyaksikan di daratan, sedangkan sisanya terlihat di atas samudera.

Dia jelaskan, gerhana matahari terjadi saat bulan berada di antara matahari dan bumi. Bulan menghalangi cahaya matahari ke bumi. Bulan akan bergerak dari Barat menuju Timur karena itu, GMT akan bermula dari arah Samudera Hindia dan berakhir di Samudera Pasifik.

"Di luar jalur GMT yang lebarnya hanya 100-150 kilometer ini, gerhana matahari akan terlihat sebagian,"katanya.

GMT diperkirakan terjadi mencapai puncaknya pada Indonesia bagian Barat sekitar pukul 7.20 WIB selama satu hingga dua menit, lalu Indonesia bagian Tengah jam 8.35 WITA selama dua menit dan di Indonesia bagian Timur pukul 9.50 WIT selama dua hingga tiga menit.

"Makin ke Timur, makin lama. Daerah terlama yang bisa mengamati GMT tahun ini adalah di Kota Maba, Kabupaten Halmahera Timur Sulawesi Utara selama 3 menit 17 detik," ucap Thomas.