Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, mencatat pada tahun 2015 jumlah penderia DBD lebih dari 502 jiwa dan seorang di antaranya meninggal dunia.
Jumlah tersebut meningkat lebih dari 100 persen dari jumlah kasus DBD pada tahun 2014. Demikian pula, jika dibandingkan dengan data pada tahun 2013, naik 200 persen.
"Pada tahun 2014 tercatat 209 kasus, sebelumnya (2013) ada 113 kasus. Jumlah penderita terbanyak dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, yakni pada tahun 2015," kata Kepala Bidang Pengendalian Kesehatan Gustiyanti, di Pekanbaru, Minggu.
Adapun kasus tertinggi, lanjut dia, terjadi pada bulan Februari 2015 sebanyak 160 kasus.
"Februari siklus pergantian musim panas ke musim hujan, pada kondisi ini telur nyamuk yang selama ini tersimpan diwadah menetas menjadi jentik," tuturnya.
Oleh karena itu, dia menyarankan agar masyarakat menjaga lingkungannya serta menerapkan 3M plus dalam memberantas sarang nyamuk.
"Bersihkanlah penampungan air sekecil apa pun di rumah dan lingkungan maksimal 3 hari sekali," jelasnya.
Selanjutnya, warga diminta mengumpulkan wadah-wadah bekas yang bisa menampung air lalu menguburnya serta memusnahkan. Tidak lupa disarankan juga penggunaan bibit abate untuk bak air dan sumur serta penggunaan antinyamuk.
"Giatlah bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar rumah masing-masing," katanya.
Jika ada warga yang terjangkit demam tinggi, dia mengimbau masyarakat untuk segera membawa yang bersangkutan untuk berobat, lalu melaporkan ke puskesmas terdekat. Dengan demikian, dinas bisa melakukan "fogging" kalau jumlah penderita melebihi tiga orang.