Pekanbaru, (Antarariau.com) - Organisasi perlindungan satwa World Wildlife Fund menyatakan dukungan kepada Kepolisian Daerah Riau untuk mengusut tuntas kasus perdagangan Orangutan Sumatera yang baru saja diungkap dan berhasil mengamankan tiga bayi primata itu.
"Pertama, kami mengapresiasi penegakan hukum dari Polda Riau karena ini adalah yang pertama kali sindikat perdagangan bayi Orangutan terungkap di Riau. Kedua, kami mendukung Polda Riau untuk mengusut tuntas pelaku lainnya dari penjual hingga pembelinya untuk bisa diseret ke pengadilan," kata Koordinator Perlindungan Satwa Dilindungi WWF-Indonesia, Osmantri, kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Osmantri menjelaskan, ketiga bayi Orangutan Sumatera itu merupakan spesies "pongo abelii" yang berasal dari habitat hutan di Taman Nasional Gunung Leuser yang berada di Provinsi Aceh dan sebagian kecil Sumatera Utara. Primata itu adalah satwa yang dilindungi karena jumlahnya terus berkurang dan terancam punah (critically endangered).
"Berdasarkan riset terakhir, populasi mereka tinggal 3.500 ekor. Dengan adanya kondisi perdagangan satwa liar ini ditambah luas hutan yang terus menyusut, Orangutan Sumatera sangat rentan," katanya.
Menurut dia, perburuan Orangutan untuk satwa koleksi masih terus mengancam kelestarian Orangutan Sumatera. Bahkan, ia mengatakan beberapa kasus menunjukkan satwa ini diperdagangkan di luar negeri.
Perdagangan Orangutan beroperasi dengan membentuk sindikat yang rapi dan sadis karena tak segan menghabisi nyawa induk Orangutan untuk mengambil bayi-bayinya. "Ironisnya, pemburu kerap membunuh induknya," kata Osmantri.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Riau AKBP Guntur Aryo Tejo menjelaskan upaya perdagangan tiga bayi Orangutan tersebut dilakukan oleh tiga warga asal Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Ketiga pelaku yang berhasil diamankan pada Sabtu (7/11) lalu tersebut yakni Ali Ahmad (53), Awaluddin (38), dan Khairi Roza (20).
"Ketiganya telah ditetapkan sebagai tersangka dengan salah satu tersangka merupakan oknum Pegawai Negeri Sipil asal Aceh," jelas Guntur. Next ....
Berita Lainnya
Peserta WWF ke-10 di Bali sepakati pengelolaan wilayah sungai dukung SDGs
24 May 2024 15:28 WIB
WWF Dukung UU Pencucian Uang Perangi Perdagangan Satwa
08 November 2018 10:05 WIB
WWF Dukung Pembangunan Jalan Ramah Lingkungan "Koridor Rimba"
05 May 2017 14:55 WIB
WWF Dukung Pemberantasan Penjualan Kulit Harimau Di Riau
16 September 2016 14:28 WIB
WWF Dukung Langkah KKP Wujudkan Perikanan Berkelanjutan
18 January 2015 22:16 WIB
Polda Riau usut kebakaran di Kilang Pertamina Dumai
02 April 2023 14:31 WIB
F-PD DPR RI desak Polda Riau usut penyebar hoax sudutkan Demokrat
16 April 2022 5:49 WIB