Menikmati Ornamen Tionghoa Di Sam Poo Kong

id menikmati ornamen, tionghoa di, sam poo kong

Menikmati Ornamen Tionghoa Di Sam Poo Kong

Oleh Ahmad Wijaya

Jalan-jalan ke Kota Semarang, Jawa Tengah, jangan lupa mengunjungi Kelenteng Gedung Batu Sam Poo Kong. Tidak sulit menemukan lokasi persembahyangan warga Tionghoa tersebut, mengingat hampir semua masyarakat setempat mengetahui lokasinya yang saat ini juga menjadi objek wisata.

Kelenteng Gedung Batu Sam Poo Kong adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama Islam yang bernama Zheng He atau Cheng Ho. Kelenteng itu terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang.

Tanda yang menunjukkan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan ditemukannya tulisan berbunyi "marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur an".

Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu, orang Indonesia keturunan Tiongkok menganggap bangunan itu adalah sebuah kelenteng, mengingat bentuknya memiliki arsitektur bangunan cina sehingga mirip sebuah kelenteng.

Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakkan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien.

Padahal Laksamana Zheng He adalah seorang Muslim, tetapi oleh mereka dianggap dewa. Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.

Di dalam kompleks kelenteng tersebut juga terdapat patung raksasa Zheng Ho yang di bawah kakinya tertulis sejarahnya saat datang ke Semarang hingga wafatnya.

Menurut cerita, Laksamana Zheng He sedang berlayar melewati laut Jawa, namun saat melintasi laut itu banyak awak kapalnya yang jatuh sakit, kemudian ia memerintahkan untuk membuang sauh. Kemudian merapat ke pantai utara semarang untuk berlindung di sebuah Goa dan mendirikan sebuah masjid di tepi pantai yang sekarang telah berubah fungsi menjadi kelenteng.

Bangunan itu sekarang berada di tengah Kota Semarang diakibatkan pantai utara Jawa selalu mengalami proses pendangkalan yang diakibatkan proses sedimentasi sehingga lambat-laun daratan akan semakin bertambah luas kearah utara.

Konon, setelah Zheng He meninggalkan tempat tersebut karena ia harus melanjutkan pelayarannya, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa Simongan dan menikah dengan penduduk setempat.

Mereka bersawah dan berladang di tempat itu. Zheng He memberikan pelajaran bercocok-tanam serta menyebarkan ajaran-ajaran Islam, di Klenteng ini juga terdapat makam seorang juru mudi dari Kapal Laksamana Zheng He.

Hampir di seluruh bangunan itu bernuansa merah khas bangunan Tiongkok.

Seperti umumnya bangunan kelenteng, Kuil Sam Poo Kong juga didominasi warna merah. Sejumlah lampion merah tidak saja menghiasi kelentengnya, tetapi juga banyak pohon menuju pintu masuk.

Bersambung ke hal 2 ...