UN Bukan Lagi Momok, Sambungan Halaman 1
Sekolah Penentu
Andaikan tidak lulus UN (dan tidak mendapatkan SHUN) pun siswa masih bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau universitas.
Hal itu karena nasib siswa saat ini tidak lagi ditentukan negara lewat UN seperti dulu, tapi kini kelulusan siswa ditentukan US (ujian sekolah) atau sekolah yang berperan.
Artinya, kalau US dinyatakan lulus, maka akan mendapatkan sertifikat tamat belajar (STB), tapi kalau tidak lulus maka mengulang kelas (tidak naik kelas) selang setahun lagi.
"Jadi, UN tidak mengerikan lagi," kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang Kemendikbud Prof Ir Nizam MSc DIC PhD dalam sosialisasi UN CBT di Surabaya (2/3).
Kalau nilai UN dipatok 55 untuk menentukan perbaikan atau tidak, maka nilai US tidak dipatok untuk menyebut lulus atau tidak.
Patokan nilai US untuk kelulusan bergantung kepada sekolah. Walhasil, sekolah menerima "full mandatory" (kewenangan penuh) terkait kelulusan siswa (lewat US) itu. Jadi, kelulusan siswa sekarang tidak lagi ditentukan negara (UN), melainkan ditentukan sekolah (US).
Namun, UN bukan berarti tidak ada artinya, karena nilai UN akan menjadi pertimbangan dalam SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) bersama rapor (akademik selama tiga tahun, bukan sekadar STB) dan prestasi (non-akademik, seperti olimpiade dan sebagainya) serta seleksi yang diadakan perguruan tinggi.
Selain itu, UN akan menonjolkan fungsi pemetaan yang selama ini tidak diketahui banyak orang. Artinya, pemerintah selama ini menggunakan UN untuk memetakan sekolah dan melihat SEKOLAH TERJELEK untuk dilakukan intervensi.
Intervensi pemerintah itu, misalnya, dalam perbaikan mata pelajaran tertentu (melalui perbaikan mutu siswa), perbaikan proses belajar mengajar (perbaikan mutu guru), perbaikan sarana dan prasarana (perbaikan gedung atau laboratorium), perbaikan kurikulum, dan sebagainya.
Fungsi pemetaan itu pula yang akan dipakai oleh perguruan tinggi, namun universitas justru akan menggunakan UN untuk memetakan SEKOLAH TERBAIK untuk mengetahui siswa yang berprestasi.
Namun, UN bukan satu-satunya pertimbangan, karena perguruan tinggi juga tetap melihat rekam jejak siswa melalui rapor dan prestasi non-akademik serta rekam jejak alumni sekolah yang menempuh studi di universitas itu (sebagai pembanding), termasuk melalui seleksi universitas itu sendiri.
Bersambung ke halaman 2