Pekanbaru, (Antarariau.com) - Asosiasi Biro Perjalanan (Asita) Provinsi Riau menyatakan siap membantu sektor pariwisata di Kota Pekanbaru untuk mengembangan potensi industri wisata MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions).
"Kota Pekanbaru sangat minim objek wisata untuk dikembangkan. Peluang terbagus adalah dengan menggarap potensi industri wisata MICE, dan Asita siap membantu apabila pemerintah daerah serius untuk menggarapnya," kata Ketua Asita Riau Ibnu Masud kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Ia mengatakan Asita sebenarnya sejak lama menjajaki peluang pengembangan MICE dengan Pemerintah Kota Pekanbaru. Ia menilai industri tersebut sejalan dengan visi pemerintah setempat yang akan fokus pada pengembangan sektor jasa dan perdagangan.
Salah satu konsep yang pernah ditawarkan Asita adalah penyelenggaraan "Pekanbaru Great Sale" yang menggandeng pusat perbelanjaan, hotel, restoran dan mal untuk menawarkan diskon maksimal untuk menarik wisatawan lokal dari Riau dan provinsi sekitar.
"Namun, pemerintah belum meresponnya dengan serius. Padahal, potensinya untuk sektor wisata dan pajak sangat tinggi," kata Ibnu.
Ia mengatakan dalam pengembangan industri MICE pihak swasta dari pengusaha travel, pusat perbelanjaan, maskapai, hotel dan restoran bisa bersinergi dengan pemerintah daerah untuk memberikan harga spesial di iven tertentu.
Selain itu, pengembangan industri tersebut juga memerlukan promosi yang gencar sehingga pemerintah bisa juga bermitra dengan perusaan media massa, katanya.
"Untuk pengembangan MICE di Pekanbaru cukup mendukung dari banyaknya hotel yang bermunculan. Tapi itu tadi, pemerintah harus terus berpromosi dan sering-sering menggelar iven yang kreatif untuk merangkul asosiasi-asosiasi, organisasi profesi dan pihak swasta untuk mau membuat acara di Pekanbaru," ujarnya.
Sementara itu, Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau menilai sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) masih potensial untuk investasi, khususnya di Kota Pekanbaru.
Menurut Kepala BI Perwakilan Riau Mahdi Muhammad, sektor PHR Riau pada triwulan II-2014 tumbuh stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yakni 8,53 persen (year-on-year/yoy). Sumber pertumbuhan pada sektor perdagangan ini diperkirakan tidak terlepas dari faktor musiman yakni liburan sekolah dan persiapan menyambut bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1435 H, sehingga mendorong peningkatan permintaan.
Dilihat secara subsektor, lanjutnya, masih kuatnya pertumbuhan subsektor perdagangan didukung oleh penyaluran kredit yang masih terus tumbuh kepada pedagang besar dan eceran, terutama untuk jenis perdagangan kelapa dan kelapa sawit. Kontribusi kredit subsektor itu terhadap kredit sektor perdagangan pada triwulan II-2014 sebesar 5,25 persen.
Sedangkan, kredit kepada hotel bintang kontribusinya terhadap kredit sektor perdagangan pada triwulan II-2014 sebesar 7,09 persen. "Perhotelan masih tumbuh positif sehingga diperkirakan mendorong pertumbuhan sektor perdagangan pada triwulan laporan," katanya.
Selain itu, ia mengatakan peningkatan pada sektor PHR juga didorong oleh peningkatan pada subsektor hotel yang diindikasikan dengan pertumbuhan yang cukup signifikan pada penyaluran kredit kepada hotel bintang, yaitu tumbuh sebesar 35,37 persen (yoy). Kondisi ini diperkirakan berkaitan dengan kegiatan investasi pelaku usaha dalam pengembangan hotel Provinsi Riau.
"Tingkat hunian hotel di Kota Pekanbaru juga tumbuh meningkat setelah usainya bencana asap yang melanda Provinsi Riau pada triwulan I-2014," katnaya.