PTPN IV Regional III bantu atasi krisis air bersih di Desa Talang Danto

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, PalmCo

PTPN IV Regional III bantu atasi krisis air bersih di Desa Talang Danto

PTPN IV Regional III bantu atasi krisis air bersih di Desa Talang Danto (ANTARA/HO-PalmCo Regional III)

Pekanbaru (ANTARA) - Sub Holding PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo melalui entitasnya yang beroperasi di Bumi Lancang Kuning PTPN IV Regional III membangun fasilitas air bersih guna mengatasi persoalan sulitnya ketersediaan air saat musim kering tiba di Desa Talang Danto, Kabupaten Kampar, Riau.

Melalui program tanggung jawab sosial lingkgan (TJSL), PTPN IV Regional III membangun sumur bor berikut tangki air berkapasitas 1.000 liter untuk selanjutnya dialirkan ke Masjid setempat sebagai pusat distribusi air bersih bagi warga.

Sekretaris Desa Talang Danto M Yusroni menyambut baik inisiatif ini dan menyebutnya sebagai solusi atas krisis air bersih yang telah berlangsung bertahun-tahun di desa tersebut.

"Kami sangat berterima kasih kepada PTPN IV Regional III karena telah peduli dengan kesulitan yang dialami warga. Dengan adanya sumur bor dan tangki air ini, diharapkan kebutuhan air bersih masyarakat dapat terpenuhi, terutama di saat musim kering tiba," ujarnya.

Hal senada disampaikan Faisal, seorang warga Desa Talang Danto yang mengaku bantuan pemenuhan dasar ini sangat membantu mengurangi beban mereka, terutama selama musim kemarau ketika sumber air tradisional kerap mengering.

Selama ini, ia mengatakan bahwa masyarakat mengandalkan air tadah hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Selain itu, sumur tradisional juga jadi andalan ketika musim nomal. Namun, ketika kemarau tiba, baik tadah hujan maupun air sumur tradisional tak cukup untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat.

"Terlebih lagi, daerah kami ini termasuk memiliki elevasi yang tinggi, jadi ketika musim kemarau, sumur-sumur tradisional sering kekeringan. Alhamdulillah, Insya Allah kedepannya persoalan ini bisa teratasi," ujar pria yang akrab disapa Ajo tersebut.

Group Manager Distrik Barat PTPN IV Regional III Sugianto mengatakan program pembangunan sumur bor yang merupakan program TJSL ini memakan waktu cukup lama hingga sebulan lamanya. Hal ini disebabkan tim harus mengebor hingga sedalam 150 meter untuk mendapatkan mata air sehingga sumur dapat terus memproduksi air bersih, meskipun di saat musim kemarau tiba.

"Saya dapat informasi, kedalamannya sampai 150 meter. Alhamdulillah, semoga bantuan ini bisa menjadi jawaban akan persoalan kekeringan yang kerap dihadapi masyarakat selama ini," kata Sugianto.

Ia mengatakan pihaknya pun berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan program ini dengan melibatkan peran aktif masyarakat dalam perawatannya.

Pembangunan sarana air bersih ini merupakan bagian dari komitmen PTPN IV dalam mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar area operasional perusahaan. Tidak hanya di Riau, program serupa juga dilaksanakan Sub Holding PTPN IV PalmCo tengah membangun tujuh fasilitas air bersih di berbagai daerah terpencil di Indonesia sebagai bagian dari program TJSL.

Program yang menyasar sekitar 800 kepala keluarga ini bertujuan menyediakan akses sanitasi air bersih yang layak, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang ada di sekitar area operasional perusahaan.

Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menyampaikan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar seperti air bersih merupakan bagian dari kepedulian perusahaan kepada masyarakat sekitar unit operasionalnya.

"Air bersih bukan hanya kebutuhan harian, tetapi hak dasar setiap manusia. Oleh karena itu, ini sangat penting khususnya di wilayah-wilayah yang masih kesulitan dalam mengakses air bersih," ungkap Jatmiko dalam keterangan tertulisnya.

Selain di Riau, ia menjelaskan bahwa saat ini pembangunan masih dalam proses dan tersebar di enam titik strategis lainnya, yakni di Sumatera Utara, Jambi, Kalimantan Selatan, Aceh, dan Sumatera Selatan. Lokasi-lokasi tersebut dipilih berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan masyarakat serta koordinasi dengan pemerintah setempat.

"Kami tidak hanya membangun, tetapi juga memastikan bahwa fasilitas ini nantinya dapat digunakan dan dirawat secara berkelanjutan oleh masyarakat. Itu sebabnya, kami turut melibatkan pemerintah desa dan kelompok warga dalam setiap tahapan pelaksanaan," demikian Jatmiko.