Indonesia menyerukan ASEAN+3 jadi representasi peredam konflik global

id Berita hari ini, berita riau antara, berita riau terbaru,ASEAN+3

Indonesia menyerukan ASEAN+3 jadi representasi peredam konflik global

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.)

Jakarta (ANTARA) - Indonesia menyerukan agar ASEAN+3 (anggota ASEAN beserta Jepang, Korea Selatan, dan China) dapat menjadi representasi peredam ketegangan dan konflik yang terjadi dalam level global.

"Saya berharap ASEAN+3 dapat menjadi representasi wilayah yang mampu meredakan ketegangan dan menciptakan lebih banyak kepastian terhadap dinamika global saat ini,” kata Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dalam akun Instagram @smindrawati, di Jakarta, Senin.

Pernyataan itu, ia sampaikan dalam sesi kedua pertemuan ASEAN+3 Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting, di Milan, Italia.

Pertemuan itu mendiskusikan strategi ASEAN+3 dalam memperkuat kolaborasi untuk mendorong perekonomian wilayah.

"Indonesia berkomitmen akan terus berperan aktif dalam mendukung kesejahteraan wilayah ASEAN +3, serta membangun kerja sama, baik dengan Amerika Serikat dan juga lembaga multilateral,” ujar Sri Mulyani.

Indonesia juga menyambut baik pembahasan mengenai inisiatif Chiang Mai atau kesepakatan pertukaran mata uang multilateral yang melibatkan seluruh anggota ASEAN+3.

Kemudian, Indonesia berharap inisiatif yang telah dilakukan RI bersama Jepang pada masa kepemimpinan sebelumnya di ASEAN +3 serta pembahasan mengenai penguatan jaring pengaman keuangan regional akan terus dipercepat.

Dalam agenda itu, Indonesia menekankan pentingnya pembahasan mengenai cara mengimplementasikan kebijakan fiskal dalam pertemuan ASEAN+3 Finance Ministers and Central Bank Governors' Meeting.

"Saya menyampaikan pentingnya tidak hanya memahami ‘apa’ kebijakan fiskal yang ideal, tetapi juga ‘bagaimana’ cara efektif untuk mengimplementasikannya,” ujar Sri Mulyani.

Hasil studi ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) menunjukkan bahwa kebijakan fiskal di masing-masing negara anggota berperan dalam mendorong pertumbuhan nasional sekaligus menjaga keberlanjutan fiskal. Terlebih, tiap negara memiliki kondisi domestik yang berbeda.

Maka dari itu, pembelajaran dari pengalaman negara lain dalam menghadapi tantangan domestik dapat menjadi kunci untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani jajaki peluang pendanaan EIB untuk transportasi rendah emisi

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Indrawati pastikan posisi RI netral di tengah ketegangan AS-China