Pekanbaru (ANTARA) - Anak usaha PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) di Riau, PT Tunggal Perkasa Plantations (TPP) ikut berpartisipasi dalam program pemerintah penanaman jagung secara serentak pada Selasa (21/1).
Anak usaha Astra Agro itu bekerja sama dengan Polri, Kementerian Pertanian, TNI, Masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung program ketahanan pangan. Pasalnya, program tersebut adalah mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam menggapai target swasembada pangan.
Administratur PT TPP Hubbal KSembiring menyatakan bahwa program ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk memajukan wilayah sekitar. "Kami siap bekerjasama dengan Polri, TNI, dan dinas terkait. Bahkan, kami akan melibatkan siswa SMK Pertanian untuk ikut serta dalam program ini,” ungkapnya.
Dia berharap program ini bisa berjalan dengan mulus dan produksi jagung dapat berkontribusi secara maksimal. Dengan begitu, misi mewujudkan ketahanan pangan yang bekerjasama dengan kepolisian Polres Indragiri Hulu dapat tercapai.
Wakapolres Indragiri Hulu Kompol Manapar Situmeang menambahkan apresiasi atas kontribusi PT TPP dan seluruh pihak yang terlibat. "Program ini adalah wujud nyata kerjasama yang melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat, untuk mendukung program Presiden. Kami akan terus memantau dan mendukung proses penanaman hingga panen nanti," ujarnya.
Vice President Partnership Management Astra Agro Lestari, Jonet Budiarto, mengungkapkan bahwa program swasembada pangan ini sejalan dengan target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045. “Jagung memiliki potensi besar, tidak hanya sebagai bahan makanan tetapi juga sebagai bahan baku penting di berbagai industri hilir, seperti pakan ternak, tepung, dan makanan olahan,” jelasnya.
Jonet menambahkan bahwa program ini dilakukan dengan pendekatan sistematis, mulai dari persiapan lahan hingga pengelolaan pasca-tanam, untuk memastikan keberlanjutan ekosistem. “Lahan yang digunakan telah melalui proses seleksi ketat sesuai kriteria kesesuaian lahan yang ditetapkan, dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan,” tambahnya.
Ia optimis bahwa program ini akan memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi impor jagung, memperkuat ketahanan pangan nasional, dan meningkatkan nilai tambah sektor agribisnis. “Kami berharap kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta seperti ini dapat menjadi model strategis untuk pengembangan komoditas pangan nasional ke depannya,” tutup Jonet.