Pekanbaru, (Antarariau.com) - Warga Kota Dumai, Riau, mengaku semakin kesulitan untuk medapatkan air bersih yang ditambah lagi dengan masuknya musim kemarau sudah hampir lima bulan sepanjang tahun 2014, sehingga memaksa mereka harus membeli air untuk dikonsumsi.
"Biasanya harga air besih untuk konsumsi sehari-hari Rp75 ribu per tangki ukuran seribu liter. Namun kini menjadi Rp120 ribu per tangki, mau tidak mau kita harus membeli," ujar Januar (30), di Pekanbaru, Selasa.
Januar merupakan pekerja di perusahaan minyak dan gas bumi (migas) yang saat ini dikontrak di luar negeri yang berasal dari Kota Palembang, Sumatera Selatan dan memiliki isteri yang tinggal di kota pelabuhan Dumai.
Dengan memasuki musim kemarau yang sudah berjalan empat bulan lebih, lanjutnya, membuat warga menjadi lebih kesulitan dalam mendapatkan air bersih dan kondisi itu diperparah lagi dengan tidak sehatnya udara akibat asap mulai membakar lahan di Dumai.
Sejumlah warga masyarakat di kota pelabuhan tersebut terpaksa mengkonsumsi air yang tidak layak diminum bagi kesehatan karena tidak ada pilihan lain karena mahalnya harga air bersih di Dumai.
Mereka juga terpaksa memilih bertahan hidup dengan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari ditengah kabut asap akibat kebakaran hutal dan lahan di Dumai yang mulai terjadi dalam dua pekan terkahir.
"Disini (Pekanbaru), kita masih enak hidup karena musim hujan masih ada turun. Sementara di Dumai jangankan hujan, yang ada sehari-hari hanya panas terik ditambah asap yang mulai membakar lahan," katanya.
Selamat (40), warga Dumai mengaku, jika dibiarkan kondisi seperti itu tanpa adanya bantuan dari intasi terkait terutama pemerintah daerah dan perusahaan swasta, dikawatirkan akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat.
"Kemarau tahun ini sudah tidak lazim. Biasanya di parit depan rumah kami tak pernah kering dan dapat untuk mandi. Tapi pada tahun ini lihatlah, sudah tak ada airnya lagi. Tanahnya pun sudah retak-retak," ucapnya.
Pemkot Dumai menargetkan akan melakukan pemasangan baru terhadap 3.800 sambungan air bersih ke rumah warga melalui sumber pembiayaan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (ABPD) setempat tahun 2014.
Wali Kota Dumai Khairul Anwar mengatakan, pelaksanaan dan pengelolaan jaringan air bersih sambungan ke rumah penduduk akan diserahkan kepada perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Dumai Bersemai (TDB).
"Melalui alokasikan anggaran tahap awal Rp10,3 miliar, ditargetkan sekitar 3.800 rumah sudah dapat menikmati jaringan air bersih. Yang mengelola adalah perusahaan daerah dengan teknis pekerjaan dilaksanakan dinas pekerjaan umum," katanya.