Jakarta, (Antarariau.com) - Karena rasa empatinya yang tinggi terhadap korban dan keluarga korban tragedi 1998, Happy Salma membuat sebuah film pendek berjudul "Kamisan 300".
"Kamisan 300" adalah sebuah film yang mencatat perjuangan para keluarga korban pelanggaran HAM yang menuntut pertanggungjawaban negara, dengan melakukan aksi diam di depan Istana setiap hari kamis. Aksi ini sudah dilakukan lebih dari 300 kali, dan belum juga membuahkan hasil.
Karena rasa empatinya, Happy pun membuat sebuah film pendek yang diambil dari kisah tersebut. "Kamisan 300" sendiri, awalnya adalah sebuah cerpen karya dia, yang pernah diterbitkan disalah satu surat kabar nasional.
"Tentu dari gregetan dan empati. Saya sedih dan gimana cara mengekspresikannya. Banyak teman-teman artis yang mendukung, menyediakan tempat. Dari situ, banyak banget ternyata orang yang berempati terhadap hal itu," ungkap Happy saat berbincang dalam acara "Penghormatan HAM dan Melawan Lupa" di Galeri Cemara 6, Jakarta, Senin (12/5).
Happy juga mengaku, sangat berhati-hati dalam menggarap film tersebut. Sebab, dia tidak mau ditunggangi oleh pihak manapun. Menurut dia, apa yang dituangkan dalam "Kamisan 300", murni karena rasa kemanusiaan.
"Saya tidak mau ditunggangi, saya hanya bicara kemanusiaan aja. Saya enggak bisa membayangkan kalau hal itu menimpa diri saya atau keluarga," terang dia.
Happy menambahkan,"Betapa berdukanya, saya membayangkan jadi ibu berdiri di depan istana menanyakan kabar anaknya yang hilang. Saya enggak bisa bayangkan itu. Dari empati saya itu, saya ingin memberikan sesuatu. Sebuah dukungan moral."