Wamentan: Indonesia Ekspor Sagu Hingga Eropa

id wamentan indonesia, ekspor sagu, hingga eropa

Wamentan: Indonesia Ekspor Sagu Hingga Eropa

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Wakil Menteri Pertanian Dr Rusman Heriawan mengatakan Indonesia menjadi salah satu pengekspor sagu terbesar dengan tujuan berbagai negara di Asia hingga Eropa.

"Namun sangat disayangkan, hanya kurang dari 10 persen warga Indonesia yang mengonsumsi sagu dan 90 persen menjadikan beras sebagai bahan kebutuhan pokok mereka," kata Wamentan Rusman pada acara Festival Sagu Nusantara di Jakarta, Sabtu siang.

Lewat pesan elektronik yang diterima Antara, Wamentan mengatakan, sudah sekian lama sagu menjadi komoditas ekspor terutama ke Singapura, Malaysia, Eropa dan Jepang.

Namun sayang, menurut dia, di dalam negeri sagu tidak diolah dengan baik, sehingga kurang bernilai ekonomis.

Masyarakat Indonesia, menurut dia, juga sangat bergantung pada bahan pokok beras. Bahkan hingga 90 persen masyarakat Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok.

"Padahal pada tahun 1950, hanya sekitar 53 persen masyarakat Indonesia yang menjadikan beras sebagai makanan pokok. Selebihnya, ada yang makan sagu, jagung ataupun umbi-umbian.

Ketika itu, menurut dia, masyarakat Indonesia sangat menghargai kearifan lokal. Orang Papua makan umbi-umbian, warga Nusa Tenggara Timur makan jagung dan ada juga yang makan sagu.

"Sekarang 90 persen lebih masyarakat kita tergantung dengan beras. Ini jelas suatu kesalahan besar," kata Rusman menegaskan.

Sekadar diketahui, kata dia, perkebunan sagu di dunia ada sekitar 2 juta hektare, dan 1,25 juta hektare ada di Indonesia serta terluas di Papua.

Selebihnya ada di Riau (Kepulauan Meranti, Bengkalis, Inhil, Siak dan Pelalawan), Aceh, Sulawesi, Maluku, Sumbar dan Sumut. "Ini sebenarnya adalah karunia Tuhan yang luar biasa untuk rakyat Indonesia," ungkap Rusman.

Pada festival kali ini, juga disediakan berbagai produk makanan dengan bahan dasar sagu secara gratis. Masyarakat umum yang datang ke festival bisa mencicipinya secara langsung.

Paling tidak, menurut pihak panitia, ada sekitar 3 ribu paket makanan yang disediakan secara cuma-cuma.

"Diharapkan melalui festival ini, masyarakat semakin cinta dengan produk makanan berbahan dasar sagu," katanya.