3.000 Warga Bengkalis Shalat Minta Hujan

id 3000 warga bengkalis shalat minta hujan

3.000 Warga Bengkalis Shalat Minta Hujan

Pekanbaru, (antarariau.com) - Sebanyak 3.000 warga Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau memadati lapangan Tugu Bengkalis untuk sholat Istisqo yakni sholat meminta hujan agar bencana kebakaran lahan dan hutan di provinsi ini bisa segera teratasi.

Sholat Istisqo dilaksanakan di Bengkalis, Kamis pada pukul 8.00 WIB digelar oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis, dengan imam H Ghufronuddin, sedangkan khatib Amrizal. Sholat tersebut diikuti Bupati Bengkalis Herliyan Saleh, wakil Bupati Bengkalis dan sejumlah pejabat di lingkup Pemkab Bengkalis, karyawan sejumlah kantor swasta, jemaah masjid dan musholla dan para pelajar.

Menurut Herliyan Saleh, berbagai upaya telah dilakukan Pemkab untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di Riau, khususnya di Bengkalis.

"Namun, sejauh ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Semoga saja dengan dilakukannya sholat Istisqo, Allah SWT akan segera menurunkan hujan sehingga bencana ini bisa segera teratasi," katanya.

Sebelumnya pada berbagai kesempatan Herliyan Saleh terus meminta Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) tidak segan-segan menegur warga yang sengaja membakar hutan dan lahan.

"LAMR Bengkalis memiliki hak untuk menegur warga di kampungnya sebab pembakaran hutan dan lahan menimbulkan asap pekat dampaknya cukup besar telah diderita oleh seluruh masyarakat di Provinsi Riau, hingga menimbulkan kerugian yang cukup besar itu," kata Herliyan Saleh.

Menurut Herliyan, LAMR Bengkalis dan seluruh lapisan masyarakat harus bergandengan tangan mencegah perusakan hutan dan lingkungan. Setiap orang khususnya di Bengkalis ini memiliki tanggung jawab besar untuk melestarikan lingkungan itu."Sebagaimana petuah amanah alam dalam petunjuk dan ajaran Melayu menyadari eratnya kaitan manusia dengan

alam, sehingga orang Melayu harus berupaya memelihara dan menjaga kelestariannya, agar keseimbangan alam terjaga dengan baik," katanya.

Bahkan Pepatah melayu telah menguatkan pesan-pesan itu bahwa "tanda orang memagang adat, alam dijaga petuah diingat". Tanda orang berbudi pekerti, merusak alam ia jauhi. Tanda orang berakal budi, merusak hutan ia tak sudi. Tanda orang berpikiran panjang, merusak alam ia berpantang", katanya.

Sementara itu data BMKG kini yang menggunakan satelit pada pukul 05.00 WIB menunjukan total hotspot di Sumatra mencapai 2.393 dan sebanyak 90 persen atau 2.047 titik api tersebar di Provinsi Riau. Dampak asap yang makin pekat itu, maka jarak pandang Rabu pagi di Pekanbaru hanya 300 meter.