Pekanbaru (ANTARA) - Provinsi Riau saat ini sudah memasuki musim kemarau panjang yang diperkirakan terjadi hingga September 2023 dengan panas terik yang akan dirasakan di hampir seluruh wilayah.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru Ramlan saat dikonfirmasi, Kamis, menyebutkan kemarau kali ini harus lebih diwaspadai, sebab lebih mengkhawatirkan karena bersamaan dengan fenomena global el nino.
Fenomena ini jugalah yang membuat cuaca di Provinsi Riau lebih berdampak negatif daripada musim kemarau itu sendiri.
"Ditambah ada gangguan cuaca yang kita sebut dengan El Nino. Ini pengaruh pemanasan global yang tidak hanya Riau saja. Tapi pengaruhnya sangat signifikan di Riau," terang Ramlan.
Pengaruh ini dirasa di sebagian besar wilayah selatan Indonesia. El Nino pun harus diwaspadai agar tidak menimbulkan dampak bagi kehidupan.
"El Nino ini identik dengan musim kemarau dan diperkirakan kekeringan akan lebih bertambah dari kondisi normal. Musim kemarau yang bersamaan dengan El Nino ini masuk kategori waspada," lanjutnya.
Dijelaskannya, Riau sendiri mengalami dua kali musim kemarau dalam jangka satu tahun. Tahap pertama di bulan Februari-Maret. Kemudian dilanjutkan di Mei-September mendatang.
Di penghujung Juni, hampir seluruh wilayah di Riau telah mengalami musim kemarau, dan hanya beberapa wilayah pesisir Riau yang masih diguyur hujan dengan curah hujan rendah hingga sedang.
"Saat ini hampir 95 persen wilayah Riau sudah memasuki musim kemarau, namun untuk keseluruhan sudah masuk musim kemarau. Kalau curah hujan saat ini mungkin kategori ringan hingga sedang saja," tambahnya.
Baca juga: Riau, Jambi, dan Sumut alami dua kali musim kemarau
Baca juga: Cuaca El Nino bisa picu suhu Bumi capai terpanas tahun ini