Pekanbaru, (Antarariau.com) - Airport Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Baiquni, mengatakan hampir semua pesawat tujuan Pekanbaru terpaksa harus berputar-putar lama di udara sebelum bisa mendarat atau "on-slope" karena jarak pandang menurun akibat asap sisa kebakaran hutan dan lahan.
"Hampir semua pesawat berkeliling di udara dulu untuk memastikan posisi mendarat untuk faktor keamanan," kata Baiquni di Bandara Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan, beberapa penerbangan yang harus berputar-putar seperti Garuda Indonesia dari Jakarta, Sky Aviation dari Malaka (Malaysia), City Link dari Batam, dan Air Asia dari Bandung. Kondisi "on-slope", lanjutnya, menimbulkan keterlambatan berkisar 10 hingga 20 menit.
"Ini masih cukup normal dan belum menimbulkan kepanikan pengunjung," katanya.
Ia mengatakan, jarak pandang pada siang kembali turun menjadi 1.000 meter namun Baiquni mengatakan masih relatif aman untuk penerbangan.
"Kondisi ini merupakan ambang batas aman untuk penerbangan, kalau di bawah itu baru berbahaya," katanya.
Ia mengatakan, pada saat kondisi jarak pandang menurun satu penerbangan Lion Air JT237 dari Kota Batam tujuan Pekanbaru batal terbang.
Sementara itu, Manager Area Lion Air Pekanbaru Novi M. Harahap ketika dikonfirmasi mengatakan pembatalan penerbangan dari Batam ke Pekanbaru merupakan keputusan manajemen yang bukan sepenuhnya akibat faktor kondisi asap di Pekanbaru. Ia mengatakan, pembatalan itu juga disebabkan keterisian penumpang (load factor) karena bulan Februari cenderung sepi penumpang (low season).