Korea Selatan-Riau Akan Bangun Pabrik Pellet Sawit

id korea selatan-riau, akan bangun, pabrik pellet sawit

Korea Selatan-Riau Akan Bangun Pabrik Pellet Sawit

Pekanbaru (Antarariau.com) - PT Global Logix asal Korea Selatan bekerja sama dengan Kabupaten Siak, Provinsi Riau akan membangun satu unit pabrik pellet sebagai sumber bahan baku energi listrik dari pengolahan tandan kosong dan cangkang kelapa sawit.

"Dua limbah sawit tersebut tersedia cukup banyak berasal dari produksi CPO sebesar 5,4juta ton dan produksi tankos sebesar 928.323 ton di kabupaten Siak," kata Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulher di Pekanbaru, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa produksi CPO sebesar 5,4 juta ton itu diolah oleh 20 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan luas lahan perkebunan yakni 287.065 hektare.

Kabupaten Siak, ia milai cocok diusulkan untuk pengembangan investasi apalagi Siak memiliki Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) sebagai akses pelabuhan yang akan berkembang.

"Kabupaten Siak pantas diusulkan untuk kegiatan pengembangan investasi pengolahan tandan kosong dan cangkang kelapa sawit menjadi pellet," katanya.

Investasi ini dibutuhkan, katanya lagi, apalagi pengolahan industri hilir kelapa sawit selama ini baru berupa tandan buah segar menjadi CPO.

Minat investor asing tersebut cukup tinggi ditandai dengan baru-baru ini Chairman PT Global logix, Leo Kim, mempresentasikan perusahaannya dan keinginan mereka untuk memproduksi pellet, ke Bupati Siak, Syamsuar.

Sebelumnya, Bupati Siak, Syamsuar lebih berharap agar PT Global Logix bisa menggandeng BUMD asal Siak dalam berinvestasi.

"Kami sangat mendukung investasi ini, dan untuk selanjutnya akan mengkaji kerasama tersebut sesuai aturan yang berlaku," ujar Syamsuar.

Chairman PT Global Logix, Leo Kim, melalui juru bahasa, A Song, menyatakan mereka akan membangun pabrik pellet dengan kapasitas 10 ribu ton per bulan yang membutuhkan tankos sebanyak 60 ribu ton dan cangkang 20 ribu ton per bulan.

Selain pabrik pellet tersebut mereka juga akan membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 1 MW yang membutuhkan bahan baku tankos sebesar tiga ton per jam. Pada kesempatan itu Leo Kim dan timnya diajak melihat kesiapan KITB sebagai sarana pembangunan pabrik nantinya.

"Dengan ketersediaan bahan baku dan akses pelabuhan yang memadai maka perusahaan optimistis investasi ini akan terealisasi," kata Leo Kim.

Leo Kim menyatakan jika tidak ada kendala dan pemerintahan daerah mendukung maka mereka akan memulai pelaksanaan pembangunan pabrik pada April 2014 dan beroperasi pada Januari 2016.