Gajah bunting tewas di Bengkalis karena diracun

id gajah mati bengkalis,konflik gajah,konflik satwa manusia

Gajah bunting tewas di Bengkalis karena diracun

Petugas memeriksa bangkai gajah bunting yang ditemukan di Desa Koto Pait Beringin, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. (ANTARA/HO-BBKSDA Riau)

Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan hasil pemeriksaan menunjukkan gajah bunting yang bangkainya ditemukan di wilayah Kabupaten Bengkalis pada 24 Mei 2022 mati karena racun.

Menurut Kepala BBKSDA Riau Genman S. Hasibuankepada media di Pekanbaru, Rabu, kesimpulan itu diperoleh berdasarkan hasil nekropsidan pemeriksaan laboratorium berkenaan dengan kematian gajah bunting yang bangkainya ditemukan di area konsesi PT AraraAbadi di Desa Koto Pait Beringin, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis.

Ia mengemukakan bahwa racun yang menyebabkan kematian gajah itu diduga berasal dari buah nanas.

Genman mengatakan, penanganan lebih lanjut kasus kematian gajah tersebut diserahkan kepada kepolisian.

Kepala Kepolisian Sektor Pinggir Bengkalis Kompol Maitertika mengatakan bahwa seorang pekerja menemukan bangkai gajah bunting itu dalam keadaan tubuh sudah berbau busuk dan mulut mengeluarkan darah pada 24 Mei 2022.

Genmanmenjelaskan pula bahwa Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Sumber Daya Genetik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indra Exploitasiabersama tim BBKSDARiau, Balai Taman NasionalTesso Nilo, Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah III Pekanbaru, Kepolisian Sektor Pinggir, dan perwakilan PT Arara Abadi sudah meninjau lokasi kematian gajah itu pada 23 Juli 2022.

Dalam kunjungan tersebut, semua sepakat untuk mendukung upaya terintegrasi untuk melindungi populasi gajah sumatera.

"Perlu membangun pola komunikasi yang terintegrasi antara pemangku kepentingan. Selain itu juga perlu pendataan kondisi pada areal ruang gerak gajah atau kantong, sehingga bisa dipetakan semua permasalahan yang ditemukan," kata Genman.

"Selain itu, perlu internalisasi terhadap langkah langkah yang akan dilakukan, terutama dalam mitigasi konflik," ia menambahkan.