Dikunjungi perwakilan FAO, Kamsol : 75 persen perikanan Riau disediakan Kampar

id Lubuk ikan,ikan kampar

Dikunjungi perwakilan FAO, Kamsol : 75 persen perikanan Riau disediakan Kampar

Penjabat Bupati Kampar Kamsol foto bersama saat kunjungan Kepala Badan Riset Perikanan RI dan Kepala Perwakilan FAO Indonesia Timur Leste datang ke Kampar. (ANTARA/dok)

Bangkinang Kota (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan RI I Nyoman Radiarta dan Kepala Perwakilan FAO(Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) Indonesia Timur LesteRajendra Aryal berkunjung ke Kabupaten Kampar melihat potensi kearifan lokal perikanan dengan Lubuk Larangan, Kamis.

Kedatangan mereka disambut secara adat di Balai Adat Kabupaten Kampar oleh Penjabat Bupati Kampar Kamsol didampingi Sekda Yusri dan Kapolres AKBP Didik Prio Sambodo serta kepala OPD.

"Kunjungan ini untuk melihat potensi kearifan lokal perikanan dengan Lubuk Larangan, ini merupakan potensi yang sangat banyak di Kampar dengan dijaga oleh masyarakat bersama dengan Ninik Mamak, maka harus kita lestarikan dan kembangkan," kata Kamsol.

Ia menjelaskan bahwa berdasarkan statistik secara spesifik, produksi perikanan Provinsi Riau sekitar lebih kurang 75 persen ditopang oleh Kabupaten Kampar.

Di wilayah Kabupaten Kampar terdapat hampir 60 jenis ikan perairan darat beberapa di antaranya memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti baung, masher, kalabau, tapah dan geso. Selain itu juga memiliki ikan asli, yaitu ikan belida yang saat ini statusnya berada pada perlindungan penuh.

Melalui proyekPengarusutamaan Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pemanfaatan Berkelanjutan ke Dalam Praktik Perikanan Darat di Ekosistem Air Tawar Bernilai Konservasi Tinggi (Fish Project) FAO-UN akan sangat membantu dalam pengelolaan perairan darat di Kabupaten Kampar.

"Kami berharap, kolaborasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan, FAO United Nations dan Pemerintah Kabupaten Kampar dapat memberikan dampak yang nyata bagi Masyarakat Kabupaten Kampar," ujarnya.

Sementara itu, Yusri memaparkan ada 40 datuk yang memelihara ikan larangan adat di Kampar, dan senantiasa menjaga ikan larangan adat, maka dia mengajak semua pihak dapat meninggalkan yang terbaik untuk Kampar dan menjaga kearifan lokal.

Yusri Datuk Bandaro Mudo ini mengatakan produksi ini didukung oleh beberapa sungai, waduk dan danau yang tersebar di hampir semua wilayah di Kabupaten Kampar dan terdapat hampir 60 jenis ikan perairan darat.

Sementara itu, Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timur Leste Rajendra Aryal mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Kampar yang telah menyambut kedatangan mereka dengan meriah.

Ia menyampaikan belida adalah sumber daya ikan yang langka, mengkonservasi sumber daya perikanan darat dan Kampar adalah salah satunya, untuk melakukan konservasi terhadap lubuk larangan untuk generasi ke depan,

"Ini tugas kita bersama memelihara perikanan darat, kearifan lokal yang ditunjukkan disini perlu diperkenalkan, Indonesia terpilih sebagai tuan rumah G20 November mendatang.