2,3 ton ikan mas mati di Danau PLTA Kampar

id Pemkab Kampar

2,3 ton ikan mas mati di Danau PLTA Kampar

2,3 ton ikan mas mati di Danau PLTA Kampar diserang penyakit aeromonas. Antara/HO-Humas Pemkab Kampar.

Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 2,3 ton ikan mas milik petambak di PLTA Koto Panjang, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, mati sejak tiga pekan terakhir sehingga menimbulkan kekhawatiran masyarakat setempat terkait penyebabnya.

"Ikan-ikan mati dengan kondisi luka dan pecah, dan petambak ikan mas di PLTA Koto Panjang Kampar, Riau harus merugi karena penularan dari ribuan ikan siap panen mati mendadak akibat terserang penyakit," kata Penjabat Bupati KamparKamsol, Rabu.

Instansi terkait saat ini tengah mencari penyebab matinya jutaan ikan tersebut dengan mengambil sejumlah sampel untuk dibawa ke laboratorium.

Ia mengatakan, hasil pemeriksaan laboratorium menyebutkan bahwa ikan-ikan milik petambak mati akibat penyakit aeromonas. Dengan kondisi tersebut, ikan mati mudah terluka hingga pecah-pecah.

Ikan tersebut diserang penyakit aeromonas dan semuanya berada di keramba jaring apung PLTA. Ikan yang mati hanya ikan mas saja, ikan lainnya masih hidup.

"Berdasarkan catatan Dinas Perikanan sebanyak 2,3 ton ikan petambak mati dengan nilai kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Ikan mas yang mati jenis cyprinus carpio sebanyak 2,3 ton, kerugian Rp64.400.000," ujar Kamsol.

Ia menjelaskan penyakit menyerang ikan mas tersebut muncul akibat perubahan cuaca sehingga petambak harus mempelajari standar budidaya pada musim perubahan cuaca untuk mencegah banyak ikan yang mati.

Berdasarkan informasi dari Dinas Perikanan Riau, bahwa ikan mas atau ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomi penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Petambak Indonesia mulai membudidayakan ikan mas sejak tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari China, Eropa, Taiwan dan Jepang.