Pekanbaru (ANTARA) - Pusat Kajian Gizi (Riau Nutrition Center=RNC) di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai menerjunkan 216 mahasiswa untuk mendampingi kader Posyandu dalam mempercepat penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Kampar, pada 22 Juli-22 Agustus 2022.
"Selama sebulan itu mereka menjalankan tugas kuliah kerja nyata (KKN) mendampingi kader Posyandu untuk mengukur berat badan dan tinggi badan anak dan balita, menurut usianya sebagai referensi apakah mereka masuk dalam kategori stunting atau berpotensi stunting," kata Ketua Pusat Kajian Gizi Riau, Besti Verawati SGzMSidi Pekanbaru, Jumat.
Besti mengatakan, para mahasiswa itu sebelum terjun ke lapangan melalui program KKN Tematik bertema KKN itu penting, dilatih dulu antara lain mengenai cara menggunakan alat antropometri untuk mengukur tinggi badan anak, panjang badan, berat badan digital dan mengukur LiLA (Lingkar Lengan Atas).
Sebab katanya, selama ini masih banyak kader Posyandu yang tidak memahami dengan baik bagaimana cara menggunakan alat tersebut sehingga saat KKN mahasiswa yang kuliah pada semester enam terdiri dari mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan berasal dari mahasiswa program pendidikan S1 Gizi, S1 kebidanan, S1 Kesehatan masyarakat dan S1 Keperawatan, itu langsung mendampingi kader Posyandu di lapangan.
"Dengan demikian, melalui cara mengukur berat badan dan tinggi badan anak balita menjadi salah satu indikator penting penentuan stunting, sekaligus akan didapati data terkait apakah anak masuk dalam kategori stunting atau berpotensi stunting," katanya.
Ketika ditemukan kasus stunting anak di Kampar katanya, maka tindakan intervensi spesifik dan sensitif sudah bisa segera dilakukan pada anak dan keluarganya.
Ia mengatakan, stunting adalah kondisi tumbuh kembang anak terganggu karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang sehingga dapat menyebabkan anak kesulitan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
"Beberapa gejala yang muncul adalah sebagai berikut, tinggi anak lebih pendek daripada anak seusianya, berat badan anak lebih kecil daripada seusianya, proporsi tubuh anak nampak normal namun berbeda dengan anak seusianya," kata Besti yang juga Koordinator Tim Percepatan Penurunan Stunting dan Koordinator Asosiasi Institusi Perguruan tinggi Gizi (AIPGI) Provinsi Riau.
Sementara itu 216 mahasiswa diterjunkan ke 20 locusstunting di Kabupaten Kampar sekaligus menjadi locus pertama dan jika berhasil menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Kampar maka program yang sama akan dikembangkan ke daerah lainnya di Riau.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pusat Kajian Gizi Riau terjunkan 216 mahasiswa tekan stunting
Berita Lainnya
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB
Sejumlah Produk Kosmetik Dan Makanan Kadaluarsa Disita Pihak Polres Bengkalis
16 December 2016 23:15 WIB