Jakarta (ANTARA) - Asia Pacific Rayon (APR) sebagai penyedia serat rayon berkelanjutan mendukung penuh perkembangan fashion Indonesia, yaitu dengan menginisiasi terbentuknya Jakarta Fashion Hub (JFH).
JFH memiliki moto everything Indonesia. Bukan tanpa sebab, melainkan semua proses dilakukan di Indonesia, mulai dari plantasi hingga menjadi produk kain semua dilakukan di Indonesia.
"Kita bahan dasarnya dari akasia dan ekaliptus yang ditanam di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan. Sekitar 4-5 tahun baru dipanen dan diambil kayunya. Jadi kita ambil cacahan kayu ini, kemudian kita ambil selulosanya untuk dibuat jadi pulp dan diproses menjadi serat viscose," terang host JFH, Irene Girvin.
Dari serat viscose inilah kemudian customer APR dari pabrik tekstil yang akan mengolah menjadi benang dan kain.
Berbeda dengan APR yang memproses dari awal tahap produksi bahan baku, JFH sebagai perpanjangan tangan dari APR bertugas membantu para pabrik tekstil untuk menjual kain-kain sekaligus membantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
"Kami lebih mengarahkan ke bahan. Jadi mereka sudah punya desain sendiri, kami mencocokkan bahan yang cocok dengan desain mereka," sebut Irene.
Kini dalam kurun waktu 1,5 tahun, JFH telah bekerjasama dengan hampir 7 ribu member.
Untuk menjadi anggota di JFH bisa mendaftar tanpa dipungut biaya dan mendapatkan berbagai benefit, salah satunya member bisa menyewa space area hanya dengan cukup membayar Rp50 ribu saja per hari per orang.
Selain itu ada banyak fasilitas yang disiapkan di JFH. Mulai dari Workshop, Co-Working space, selanjutnya juga ada mini Poto studio yang bisa dipakai untuk photo shoot maupun foto produk.
Tak hanya itu saja, di JFH juga ada Fabric Instalation dari salah satu partner, dimana di Fabric Instalation ini dipajang 100 persen kain rayon. Di sini pengunjung bisa memegang langsung seperti apa bahan 100 persen rayon.
Sejak dibuka pertengahan tahun 2020 lalu, JFH seakan menjadi magnet bagi para pegiat Fashion.
Tak hanya dari Indonesia, bahkan kehadiran JFH yang diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pada Sabtu, (4/12) lalu juga menarik minat para pegiat fashion dari luar negeri untuk mengetahui lebih banyak soal fashion, terlebih lagi untuk bahan rayon yang ada di JFH.
Irene mengatakan dulu juga ada salah satu member yang dari Arab yang awalnya tidak tahu soal Fashion sama sekali. Kemudian dirinya datang ke JFH, konsultasi soal bahan, melakukan interview dan akhirnya bisa membuat brand sendiri dengan nama Blazer.
"Dan akhirnya sekarang member kita yang dari Arab itu sekarang sudah membeli bahan dan buat sendiri untuk brand miliknya tersebut," ucapnya.
Irene melanjutkan di JFH juga menjual kain siap beli yang tentunya berbahan Viscose Rayon. Ada banyak pilihan koleksi Viscose dari berbagai partner, jadi bisa dipilih mana yang cocok dengan brand yang akan dibuat.
"Mungkin mau yang lebih tipis karena mau buat hijab, atau mau yang lebih tebal karena mau buat baju, semuanya bisa dicocokkan," tutur Irene.
"Kalau ditanya berapa banyak pilihan, ada banyak sekali jenisnya. Ratusan lah. Ada bermacam-macam pilihan yang yang disiapkan. Mau buat pakaian yang seperti apa tinggal disesuaikan saja, bahkan untuk denim kita juga ada. Denim viscose juga lebih ringan dibandingkan dengan denim yang biasa," ungkapnya.
Tak hanya diproduksi sebagai baju, kain-kain dari APR juga diproduksi menjadi handuk, sarung, sarung bantal bahkan sepatu.
Sebagai informasi, JFH didirikan pada tanggal 18 Agustus tahun lalu, namun baru diresmikan di akhir tahun 2021 oleh Menparekraf Sandiaga Uno. Untuk lokasi gedung Jakarta Fashion Hub berada di pusat Jakarta, tepatnya di Jalan Teluk Betung Nomor 33.