Dumai, (Antarariau.com) - Menjelang bulan suci Ramadhan 1434 H, harga sayur mayur di Kota Dumai, Propinsi Riau, mulai mengalami peningkatan di sejumlah pasar tradisional.
Peningkatan harga sayuran ini, selain karena akan menyambut puasa, juga akibat gagal panen di sejumlah pertanian sayuran lokal Dumai.
Linda, seorang pedagang sayur di pasar tradisional Bunda Sri Mersing (BSM) Jalan Hasanuddin mengatakan, kenaikan harga sayuran terjadi dengan signifikant hingga mencapai rata-rata 50-100 persen.
Dia mencontohkan, sayuran kangkung sebelumnya bisa diperoleh seharga Rp1.000 per ikat, namun kini sudah mencapai Rp2.500 per ikat.
Kemudian, harga bayam dari Rp1.500 per ikat, kini dijual seharga Rp2.500 per ikat. wortel dari harga Rp6.000, merangkak naik harga menjadi Rp10.000 per kilogram, dan toge dari Rp7.000 sekilo menjadi Rp10.000 per kilogram.
"Katanya naik harga ini tidak ada kaitan dengan kenaikan BBM, tapi karena terjadi gagal panen pertanian sayuran akibat kekeringan air musim kemarau kemarin," kata Linda, Minggu.
Selain sayuran, sejumlah bahan pokok masyarakat juga mengalami kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir ini, di antaranya, bawang merah yang sudah mencapai Rp30 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp24 ribu.
Kenaikan harga juga terjadi pada daging ayam potong di pasar tradisional Dumai yang kini telah dijual seharga Rp27 ribu per kilogram, dari sebelumnya Rp22 ribu perkilo.
Naiknya harga-harga kebutuhan pokok di pasaran ini membuat beberapa pembeli merasa kelimpungan karena sejak harga BBM dinaikkan, semua barang ikut menyusul naik.
"Wah, semua harga barang ikutan naik, dan untuk belanja ke pasar sekarang uang tak pernah cukup, jadinya harus pandai-pandai milih yang mau dibeli. Apalagi akan memasuki bulan puasa, pasti semua harga bakalan meningkat lagi," kata warga setempat.