Bengkalis (ANTARA) - Kecamatan Mandau menjadi saksi gelaran Perayaan Dharmasanti Waisak 2025 yang diselenggarakan oleh Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Kabupaten Bengkalis. Acara ini tidak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga perwujudan semangat kebersamaan dan kerukunan antarumat beragama di Kabupaten Bengkalis.
Dengan mengusung tema “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia”, perayaan ini dihadiri berbagai tokoh penting, termasuk Bupati Bengkalis Kasmarni, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bengkalis M Arsya Fadillah, Ketua Permabudhi Provinsi Riau Pdt. MD Kurnadi, serta Pembimas Buddha dari Kanwil Kemenag Riau, Tarjoko.
Turut hadir pula unsur pimpinan daerah, Forkopimda, tokoh lintas agama, organisasi masyarakat, dan ratusan umat Buddha dari wilayah Kecamatan Mandau. Kehadiran para tokoh ini menjadi bukti kuatnya dukungan terhadap pluralisme dan keberagaman yang harmonis di Bumi Lancang Kuning.
Bupati Kasmarni menyampaikan rasa bangga dan apresiasi terhadap kontribusi umat Buddha dalam menjaga harmoni sosial. Ia menekankan bahwa Waisak bukan sekadar hari besar keagamaan, melainkan momen strategis untuk memperkuat komitmen terhadap hidup berdampingan dalam perbedaan.
"Momentum Dharmasanti Waisak ini adalah ajakan bersama untuk membumikan nilai-nilai spiritual Buddha dalam kehidupan sosial yang inklusif," ujar Kasmarni. Ia menambahkan, dalam kondisi dunia yang penuh tantangan, masyarakat memiliki tanggung jawab bersama untuk menjaga kebersamaan dan empati.
Bupati juga menggarisbawahi pentingnya pengendalian diri dan kebijaksanaan sebagai prinsip hidup yang mampu meredam konflik dan mempererat persatuan. Ia mengajak umat Buddha untuk menjadi pelopor dalam menyebarkan nilai-nilai kedamaian di tengah masyarakat.
Selain itu, literasi digital juga menjadi sorotan. Kasmarni mengingatkan pentingnya kecakapan digital untuk menangkal hoaks dan menciptakan ruang publik yang sehat dan harmonis. Menurutnya, informasi yang menyesatkan berpotensi memecah belah masyarakat jika tidak disikapi dengan bijak.
“Jika semua masyarakat, tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan, mampu merawat nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan, maka cita-cita menuju Bengkalis yang bermarwah, maju, dan sejahtera akan menjadi kenyataan,” tegasnya.
Perayaan Dharmasanti Waisak 2025 diakhiri dengan penampilan atraksi barongsai yang memukau. Tarian tradisional ini menjadi simbol kekayaan budaya umat Buddha serta cerminan dari semangat persaudaraan lintas etnis dan budaya yang terus tumbuh di Kabupaten Bengkalis.