Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan Pertemuan Inisiatif Riset dan Inovasi atau Research and Innovation Initiative Gathering (RIIG) G20 menjadi ajang bagi Indonesia untuk mempromosikan keunggulannya di bidang riset dan inovasi.
"Kegiatan ini (RIIG G20) kita jadikan sebagai ajang jualan kita untuk mempromosikan keunggulan riset dan inovasi. Kita harus mampu menyampaikan kepada dunia apa keunggulan kita, sehingga produk kita dibeli dan negara-negara maju akan berkolaborasi dengan kita," kata Pelaksana tugas Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Bappenas Subandi Sardjoko dalam keterangan pers BRIN yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Menlu AS Antony Blinken puji kepemimpinan G20 Indonesia dalam isu kesehatan global
Subandi menuturkan dari acara RIIG G20 yang oleh dikoordinasikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), diharapkan muncul kolaborasi antara Indonesia dengan negara anggota G20.
Ia mengatakan tema utama yang harus dijadikan unggulan dalam perhelatan RIIG nanti adalah pemanfaatan keanekaragaman hayati dalam mendukung ekonomi hijau dan biru.
Hal itu dikarenakan isu ekonomi hijau dan biru menjadi topik mendunia yang selalu dibahas dalam rangka pembangunan berkelanjutan.
Subandi juga menuturkan tema berikutnya yang juga akan dibahas dalam RIIG G20 yakni meningkatkan kerja sama riset dan inovasi melalui berbagi sarana, infrastruktur, dan pendanaan.
Baca juga: Pajak karbon sumber pendapatan potensial yang besar
Menurut dia, tema tersebut menunjukkan bahwa Indonesia telah mempunyai berbagai fasilitas dan infrastruktur yang siap untuk dikolaborasikan antarnegara anggota G20.
"Kapasitas periset kita melalui kolaborasi ini bisa ditingkatkan sehingga sumber daya riset kita nantinya akan semakin kuat," ujar Subandi.
Ia berharap kedua tema tersebut nantinya dapat dikaitkan dengan isu global, yakni pandemi COVID-19 dan perubahan iklim. Melalui riset dan inovasi, BRIN diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam menghadapi tantangan pandemi COVID-19 dan perubahan iklim.
Baca juga: Sandi: G20 jadi ajang pemuda tingkatkan kesadaran di sektor pariwisata yang berkelanjutan
Subandi menuturkan pandemi COVID-19 turut mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Agar bisa lepas dari persoalan ekonomi dan bangkit dari krisis sebagai dampak dari pandemi COVID-19, Indonesia memerlukan transformasi ekonomi sebagai strategi jangka panjang.
"Strateginya adalah melakukan pergeseran struktur ekonomi dari sektor kurang produktif ke sektor yang lebih produktif/industrialisasi, dan pergeseran produktivitas antar sektor," tuturnya.
Strategi berikutnya adalah ekonomi hijau sebagai model pembangunan yang mensinergikan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan, yang dilakukan melalui Ekonomi Rendah Karbon dan Transisi Energi.
Baca juga: Pemerintah Indonesia angkat tiga isu prioritas melalui forum Transisi Energi G20