Jakarta (ANTARA) - Berpegang teguh pada mimpinya untuk memenangi rekor gelar major ke-21 di Australian Open, petenis nomor satu dunia Novak Djokovic terpaksa kembali ke hotel detensi imigrasi, Sabtu, menunggu pengadilan untuk memutuskan apakah dia harus dideportasi.
Djokovic tiba di Melbourne's Park Hotel sekitar pukul 15.30 waktu setempat, menurut seorang saksi mata kepada Reuters. Hotel tersebut adalah hotel detensi imigrasi yang sama tempat superstar Serbia yang tidak divaksinasi itu ditahan pekan lalu karena masalah visa terkait pengecualian medis COVID-19.
Sekitar belasan aktivis pengungsi meneriakkan "hentikan penyiksaan... biarkan mereka keluar" ketika Djokovic dan petugas imigrasi melaju ke garasi bawah tanah hotel, yang juga digunakan untuk menampung 33 pencari suaka dan pelancong dari luar negeri untuk karantina COVID-19.
Seorang pria bersepeda melewati hotel berteriak: "Pulanglah, Novak!"
Sementara, juru bicara otoritas perbatasan mengkonfirmasi bahwa Djokovic telah ditahan.
Kisah yang telah mendominasi berita utama di seluruh dunia selama sepekan terakhir itu akan mencapai klimaksnya pada Minggu, ketika Pengadilan Federal menggelar sidang untuk mendengar banding dari petenis berusia 34 tahun itu terhadap upaya kedua pemerintah Australia untuk mendeportasinya.
Turnamen yang telah sembilan kali dimenangi Djokovic itu akan dimulai pada Senin.
Berita soal Australian Open sendiri hampir tertutup oleh kontroversi visa Djokovic, perlakukan otoritas imigrasi dan penanganan kasus oleh pemerintah.
Ditahan pada saat kedatangan, Djokovic menghabiskan empat malam pertamanya di tahanan hotel sebelum hakim membebaskannya, Senin, setelah memutuskan untuk membatalkan pembatalan visa Djokovic pada saat kedatangan yang dia sebut "tidak masuk akal."
Menteri Imigrasi Alex Hawke kembali membatalkan visa Djokovic pada Jumat malam, yang mendorong kembali pengajuan banding oleh pengacara pemain bintang itu.
Dokumen pengadilan yang dirilis setelah sidang awal di Pengadilan Federal, Sabtu, menunjukkan menteri telah membenarkan keputusannya dengan alasan bahwa kehadiran Djokovic dapat memicu lebih banyak sentimen anti-vaksin di Australia pada saat negara itu berada di tengah kondisi terburuk karena wabah virus corona.
"Meskipun saya... menerima bahwa Djokovic menimbulkan risiko individu yang dapat diabaikan untuk menularkan COVID-19 kepada orang lain, saya tetap menganggap bahwa kehadirannya dapat menjadi risiko bagi kesehatan masyarakat Australia," kata Hawke dalam sebuah surat kepada Djokovic dan tim hukumnya.
Penjelasan dalam surat pernyataan tersebut lebih rinci daripada pernyataan singkat yang dikeluarkan Hawke pada hari Jumat, dengan mengatakan bahwa keputusannya didasarkan pada "alasan kesehatan dan ketertiban."
Hakim David O'Callaghan akan memimpin sidang Djokovic pada Minggu, pukul 09.30 waktu setempat. Pengadilan Federal mengatakan tiga hakim akan mendengarkan banding dan keputusan mereka akan final.
Pengacara Djokovic mengatakan mereka akan berargumen bahwa deportasi hanya akan semakin memicu sentimen anti-vaksin dan akan menjadi ancaman bagi gangguan dan kesehatan masyarakat sama seperti membiarkannya tetap tinggal.
Berita Lainnya
Djokovic melaju ke perempat final Monte Carlo Masters
12 April 2024 5:28 WIB
Rafael Nadal sebut Djokovic petenis terbaik sepanjang masa
15 February 2024 11:57 WIB
Tekad Djokovic cetak sejarah Grand Slam
14 January 2024 13:17 WIB
Novak Djokovic pastikan tutup tahun sebagai petenis peringkat satu dunia
13 November 2023 16:25 WIB
Novak Djokovic beri tribut untuk Kobe Bryant usai raih Grand Slam ke-24
11 September 2023 11:13 WIB
Menanti revans Djokovic atas Medvedev di final US Open 2023
10 September 2023 9:57 WIB
Novak Djokovic sabet gelar Cincinnati Open setelah taklukkan Alcaraz
21 August 2023 11:12 WIB
Carlos Alcaraz yakin mampu kalahkan Djokovic di final Wimbledon
15 July 2023 13:34 WIB