Hip-hop Plus Remix Berirama Dalam Teater Protagonis

id hip-hop plus, remix berirama, dalam teater protagonis

Hip-hop Plus Remix Berirama Dalam Teater Protagonis

Pekanbaru, (antarariau.com) - Seni teater yang dipandang sebagian kalangan merupakan karya 'kuno', agaknya telah 'tergerus' karya modern yang begitu bertabur ekspresi. 'Senjata' paling ampuh untuk mempertahankan teater adalah mengkolaborasikan musical modern sebagai latarnya. Baik hip-hop maupun remix, dipentaskan dalam satu wadah yang 'aduhai' berjudul 'Protagonis' oleh 'Matan'.

Para seniman di Pekanbaru Provinsi Riau mementaskan tentang kondisi pudarnya tradisi adat istiadat di era modernisasi dalam seni tiater berjudul "Protagonis" di Gedung Anjungan Idrus Tintin.

"ini yang ketiga kalinya, kali ini dewan kesenian Riau memberikan kesempatan kami dari kelompok teater 'Matan' melalui karya yang saya sutradarai berjudul 'Protagonis'. Protagonis dalam sebuah sastra yang berarti pemeran utama," kata Monda Giones, penulis naskah sekaligus sutradara cerita sastra tentang 'Protagonis'.

Dia mengatakan, 'Protagonis' mengangkat sebuah cerita yang menggabungkan unsur tradisi dengan dunia modern.

Dalam karyanya Monda mengatakan, ide untuk 'memunggah' sebuah cerita ini merupakan sebuah harapan baru untuk menghadirkan tokoh-tokoh yang ada dalam teater tradisi Riau seperti Mak Young, Mamanda, Mendu, Bangsawa, dan Randai sebagai bentuk pembelajaran sekaligus memperkenalkan tradisi Riau ke masyarakat luas.

"Naskah 'Protagonis', lebih memfokuskan diri kepada tradisi yang berada dalam problema ditengah hantaman modernisasi di segala lini," katanya.

Pada akhirnya, demikan Monda, upaya terjaganya tradisi budaya melayu dengan adanya budaya modernisasi diharapkan bisa kembali hadir bagi kalangan generasi masa kini.

Dalam garapan ini, Monda menggabungkan unsur tradisi adat istiasat Riau dengan unsur teater modern, seperti tarian tradisi Riau 'Zapin' di padukan dengan joget modern (shuffle dance,breakdance), serta menggabungkan musik tradisi Riau dengan musik modern (hip hop, remix).

Jejak rekam dan prestasi kelompok teater 'Matan' kata dia, dulunya bernama 'Mara', sebelum akhirnya berganti nama pada awal tahun 2004.

"Sejak berdirinya di awal tahun 2000 hingga sekarang sudah, 'Matan' atau 'Mara' telah menampilkan beberapa seni teater ke sejumlah wilayah di Sumatera," katanya.

Sejumlah seniman teater asal Riau pada awal 2013 juga telah sukses mementaskan tiga karyanya melalui tiga kelompok teater. Diantaranya teater Selembayung dengan 'melodi pengakuanya' di pentaskan pada tanggal 12 Maret 2013 di Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau.

Kemudian teater "koor" dipentaskan di Pekanbaru pada tanggal 20 Maret 2013. Kemudian yang terakhir yakni teater 'Matan' dengan naskah 'Protagonis' juga di pentaskan di Pekanbaru pada Sabtu (23/3).

Warga Kota Pekanbaru yang menyaksikan pentas seniman itu mengaku mendapatkan manfaat dari pertunjukkan teater ini.

Seperti Mutiara Suci, pelajar putri ini mengungkapkan banyaknya pelajaran yang bisa diambil dari gelar pertunjukkan seni tiater para 'Matan'.

"Kami merasa termotivasi dan banyak pelajaran kami ambil dari pentas seni teater ini. Pokoknya sesuatu banget," katanya.

Pertunjukkan teater 'Protagonis' dipentaskan selama tiga hari di Pekanbaru terhitung sejak tanggal 22 hingga 24 Maret.

Pementasan seni teater ini merupakan agenda tahunan Dewan Kesenian Daerah Riau Provinsi Riau.

Oleh : Joko Prasetyo (Mahasiswa UIN Suska)