Dumai (ANTARA) - Harga minyak goreng curah dan kemasan di Kota Dumai terus meroket tajam sejak satu bulan terakhir hingga mencapai tertinggi Rp18 ribu per liter dari sebelumnya berkisar Rp11 ribu hingga Rp13 ribu di pasaran.
Akibat harga mahal ini warga mengaku kewalahan karena tidak terjangkau, apalagi bagi ibu rumah tangga dengan tingkat ekonomi ke bawah. Sementara minyak goreng dibutuhkan untuk keperluan memasak makanan keluarga.
Terpantau juga akibat harga naik drastis ini banyak warga berburu minyak goreng di toko ritel dan pasar modern terkemuka yang memasang harga promo dan lebih murah dibanding toko umum lainnya.
"Harga migor naik ini bikin pusing karena lama kelamaan tidak terjangkau. Kalau ada yang promo pasti diserbu masyarakat," kata seorang warga Fitri, Jumat.
Dia berharap harga minyak goreng ini tidak mengalami kenaikan terus karena akan berakibat berkurang daya beli warga yang tidak semua sama taraf perekonomian.
Diharap juga pemerintah dan instansi terkait mengawasi jalur distribusi minyak goreng ini untuk mengantisipasi permainan harga dan penimbunan barang di tingkat agen atau distributor yang nakal.
Sementara, Pelaksana tugas Kepala Dinas Perdagangan Dumai Muhammad Syafie menyebut sudah membahas pengendalian harga minyak goreng ini dengan rencana gelar pasar murah bersama perusahaan industri ekspor CPO.
Selain itu, juga menunggu turun kebijakan dari Kementerian Perdagangan RI untuk antisipasi lonjakan harga dan upaya pengawasan pemerintah agar masyarakat tidak semakin resah.
"Sudah dibahas dengan skema mengadakan pasar murah agar harga bisa terkendali. Tapi kita tetap menunggu kebijakan dari pemerintah pusat untuk langkah lebih lanjut sesuai kewenangan daerah," kata Syafie kepada wartawan.
Disdag Dumai juga akan merapatkan persoalan harga minyak goreng ini dengan agen dan distributor untuk mengetahui penyebab naik harga dan kendala terjadi di lapangan.