Pekanbaru, (antarariau) - Pemerintah Kota Pekanbaru, Riau lebih mengintensifkan kegiatan penyadaran masyarakat terhadap nilai-nilai luhur bangsa, sebagai upaya menekan acaman krisis terhadap meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda.
"Penyadaran terhadap nilai-nilai luhur itu penting karena kini bangsa ini nyaris kehilangan orientasi nilai-nilai lebih akibat munculnya krisis politik dan krisis ekonomi, serta krisis moral dan budaya juga timbul sebagai implikasi antara lain dari adanya krisis ekonomi itu," kata Wakil Wali Kota Pekanbaru, Ayat Cahyadi, di Pekanbaru, Senin.
Ketika mewakili Wali Kota Pekanbaru dalam membuka secara resmi kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur bangsa ia mengatakan, kini bangsa Indonesia seolah-olah kehilangan nilai-nilai luhur bangsa yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa.
Rakyat Indonesia, katanya lagi, sepertinya sudah jauh dari empat pilar yakni Pancasila, UUD 1945 NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Dampaknya kehidupan berbangsa menjadi hambar dan gersang dalam kemiskinan budaya dan kekeringan spiritual," katanya sehingga diperlukan peningkatan kesadaran terhadap nilai-nilai tersebut guna memperkuat jati diri bangsa.
Ia mengatakan, nilai-nilai luhur itu adalah kejujuran amanah, keteladanan, sportivitas, disiplin dan etos kerja serta gotong royong, dan sikap toleransi, malu dan tanggung jawab yang harus dipupuk terus.
Sementara Pancasila telah menjadi hal-hal mendasar dalam menata kehidupan berbangsa yang terdiri atas 520 suku bangsa ini.
"Pancasila yang digali dari akan budaya dan nilai-nilai luhur bangsa mencakup kebutuhan dasar dan hak-hak asasi manusia secara universal, sehingga dapat dijadikan landasan dan falsafah hidup serta menjadi tuntunan prilaku seluruh warga negara dalam mewujudkan tujuan nasional," katanya.
Kesepakatan seluruh bangsa itu menjadi penting dan bermakna karena masyarakat, suku kelompok maupun individu yang memiliki perbedaan ideologi, budaya agama dan bahsa serta karakter sepakat mengutamakan kepentingan umum ketimbang pribadi.
Karena itu Pancasila terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan zaman yang berkembang, dengan demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya Pancasila menjadi tetap aktual, relevan serta fungsional sebagai tiang-tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara dengan jiwa dan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Selanjutnya, revitalisasi Pancasila sebagai dasar negara harus diarahkan pada pembinaan moral, sehingga moralitas Pancasila dapat dijadikan sebagai dasar dan arah dalam upoaya mengatasi krisis dan ancaman desintegrasi bangsa itu.