Patung Malaysia, Datang Lewat Laut, Pulang Melalui Pesawat

id patung malaysia, datang lewat, laut pulang, melalui pesawat

Patung Malaysia, Datang Lewat Laut, Pulang Melalui Pesawat

Pekanbaru, (antarariau) - Ridwan, pria lajang 22 tahun asal Malaysia, rela menyeberangi Selat Malaka untuk mengadu nasib di "Bumi Melayu Lancang Kuning", Riau.

Kabar tentang adanya perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 di "Provinsi Kaya Minyak" telah lama didengarnya.

Berkebetulan memiliki seorang teman di Ibu Kota Riau, Pekanbaru, Ridwan mencoba untuk turut ambil bagian dalam momen perhelatan olahraga terbesar di Tanah Air itu.

Ragam jenis produk hasil produksi Negeri Jiran pun dikemas hingga apik untuk diboyong ke "Kota Bertuah".

Tidak lain maksud dan tujuan, barang-barang tersebut untuk dipamerkan dan dijual di sela acara berbagai pertandingan cabang olahraga PON XVIII.

Dari sekian banyak produk barang yang diboyong dan dipajang pada tiap lapak yang dibukanya, Ridwan menaruh harapan besar pada yang namanya "patung goyang".

Barang dimaksud merupakan produk berbentuk patung mini berukuran sekepal tangan orang dewasa dengan model ragam pemeran kartun terkenal, seperti Tom and Jerry, Hello Kitty, Spiderman, serta mickey mouse. Bahkan Si Unyil yang merupakan kartun kebanggaan Indonesia pun turut menjadi inspirasi produk impor tersebut.

Desainnya cukup unik dan menarik, mengingat patung ini bukan sembarang patung. Kepalanya selalu saja bergoyang ketika ada ayunan meski perlahan.

"Namanya patong' bergoyang. Harganya per buah tadinya saya jual Rp10 ribu. Karena malam ini penutupan PON, maka dijual murah, Rp5.000 saja," kata Ridwan pada malam penutupan PON Riau, Kamis (20/9) malam.

Pria berambut ikal ini membuka lapak dagangannya persis di depan pintu masuk bagian utara pada Stadion Utama Riau yang menjadi lokasi acara puncak penutupan PON XVIII/2012.

Malam nan dingin ketika itu tetap membuat pria ini semangat untuk mengobral barang dagangannya.

Ketika itu, di halaman stadion kebanggaan masyarakat "Bumi Lancang Kuning", Ridwan tidak sendirian. Diperkirakan ada lebih 500 pedagang kecil asal berbagai daerah se-Tanah Air juga turut ambil bagian. Mereka mengadu nasib dengan memanfaatkan momen penyelenggaraan PON.

Pada malam penutupan 'multievent' olahraga nasional yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI Boediono itu, lebih 40 ribu pengunjung memadati kawasan nan luas itu.

Ridwan tidak sendirian. Pria kurus namun postur yang tinggi ini ditemani oleh beberapa teman sesama warga negara Malaysia. Satu di antaranya warga pribumi yang telah dikenal sejak lama.

"Saya datang dari Malaysia membawa cukup banyak patong' bergoyang. Ada juga pakaian dan mainan-mainan, tapi yang saya andal cuma patung bergoyang ini," katanya.

Ridwan bersama dua teman Malaysia lainnya mengaku berlabuh di Kota Dumai, Riau dengan menumpangi kapal fery komersial yang selalu rutin menyeberangi Selat Malaka sejak hari pertama penyelenggaraan PON.

Dia mengakui produk tersebut telah dipesannya dari sebuah industri pabrikan yang beroperasi di Port Klang, Malaysia.

Tidak tangung-tanggung, pria kelahiran Selangor, Malaysia, ini membawa patung bergoyang dengan jumlah mencapai 3.000 unit.

Dari jumlah sebanyak itu, dia berhasil menjual sekitar 2.500 unit dan sisanya diobral dengan potongan harga yang jauh lebih murah pada malam penutupan PON di Stadion Utama Riau.

"Datang naik perahu, pulang harus naik pesawat. Makanya kami senang berada di sini (Pekanbaru)," katanya.

Untung Besar

Ridwan, selama berjualan pada momen penyelenggaraan PON di Riau mengaku telah berhasil meraup keuntungan besar.

Dalam sehari, petung bergoyang yang ia jual bahkan bisa laku dengan jumlah yang relatif banyak, yakni 300 hingga 400 unit.

"Untuk malam ini, mudah-mudahan habis semua. Jangan sampai tersisa karena harga juga dijual murah," katanya.

Dari hasil penjualan "patung bergoyang", Ridwan mengaku mendapatkan omzet sekitar Rp3 juta hingga Rp4 juta per hari selama penyelenggaraan PON.

Jika sebanyak 2.500 patung bergoyang laku semua, maka omzetnya bisa mencapai lebih dari Rp20 juta.

"Itu masih dari patong' berguyang. Belum lagi dari barang-barang lainnya. Tapi memang yang paling laku ya patong' bergoyang," katanya.

Sambil terus menjawab pertanyaan demi pertanyaan wartawan, pria berkemeja putih ini terus mengobral barang dagangannya itu dengan berteriak, "patong-patong bukan sembarang patong, ini patong bisa bergoyang".

Sementara beberapa teman yang mendampingi juga berteriak, "pergi pakai perahu, jangan sampai pulang nak pakai sampan".

Sekiranya, dengan omzet dan keuntungan yang begitu besar itu, cita-cita Ridwan dan rekan-rekan untuk bisa pulang ke negeri asal dengan menggunakan pesawat akan tercapai.