Merindukan belajar di kelas saat pandemi

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara

Merindukan belajar di kelas saat pandemi

Proses pembelajaran daring yang menjadi prioritas demi melanjutkan pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa. (ANTARA/Julia Parlina Hutabarat)

Pekanbaru (ANTARA) - Saat ini kasus COVID-19 di Kota Pekanbarumasih banyak, dan dianggap masih membahayakan warga Ibu Kota Provinsi Riau tersebut. Mengingat kondisi itu, berbagai kegiatan perkantoran, kegiatan ekonomi, pelayanan publik hingga dunia pendidikan seakan lumpuh, termasuk proses belajar mengajar yang terpaksa harus dilaksanakan secara daringselama hampir enam bulan terakhir.

Jadi, wajar saja Pekanbaru dan sejumlah kabupaten dan kota lainnya di Riau memberlakukan pembelajaran daring. Seperti penuturan Fingka (17), siswi SMAN 03 Siak Hulu Provinsi Riau, setelah bangun tidur, di rumah saja dirinya langsung bisa mengikuti proses pembelajaran jarak jauh secara daring.

"Sebelumnya ke sekolah harus bersiap-siap dulu dan menggunakan seragam yang rapi, tapi kini kami justru harus menghadapi pandemi COVID-19 ini dan wajib belajar secara daring," katanya.

Proses PJJ(Pendidikan Jarak Jauh) ini awalnya dianggap tidak efektif karena hampir siswa yang aktif menjadi pasif dan juga yang biasanya bisa melihat sejauh mana kemampuan kita yang sekarang diyakini kemampuan itu pasti berkurang karena pembelajaran daring bisa melihat google dan juga lebih bersantai-santai," kata Fingka.

Fingka mengakui tidak efektifnya proses PJJ pada awal penerapan mengakibatkan siswa kurang tertarik menjalaninya, namun bersamaan dengan makin gencarnya penerapan teknologi seperti E-learning menjadi bentuk pembelajaran jarak jauh yang paling mahal dan paling maju. Tentunya sukses atau tidaknya PJJ ini bergantung pada peran aktif kepala sekolah dan kreativitas pendidik.

Fingka pun meyakini bahwa, dengan adanya website ini banyak siswa terbantu, karena penggunaannya lebih mudah dan lebih efektif tentunya, juga mengajarkan siswa untuk trampil menguasai IT.

"Dengan adanya Web ini jujur lebih mempermudah proses pembelajaran, tidak hanya itu kita juga bisa bertatap langsung dengan guru via online saja, walaupun ada kendala tetapi secara keseluruhan sangat membantu," kata Fingka.

Senada penuturan Andi, Guru sekaligus Ketua Laboraturium SMAN 03 Siak Hulu, sebagai pendidik kita harus kreatif berkarya untuk mengajar siswa, dan mengenai tiga poin dalam pembelajaran online yaitu, absen, pemberian materi dan tugas. Pasti tidak sama dengan pembelajaran tatap muka sebelum pandemi COVID-19, sehingga memotivasi dirinya membuat Website E-Learning.

"Awalnya Website E-Learning ini sudah digunakan sebelum pandemi COVID-19, yaitu untuk memudahkan siswa-siswa, agar saat ujian tidak perlu lagi membawa kertas kemana-mana dan terbentuknya Website E-learning ini juga awalnya untuk saya sendiri, guna memudahkan saya berinteraksi dengan siswa secara online dan tidak merepotkan siswa juga tentunya,” katanya.

Website ini, katanya, digunakan kembali karena COVID-19 mengharuskan pembelajaran daring, dan bukan hanya untuk siswa tetapi juga guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, presensi dan pemberian tugas.

"Website ini juga bisa memudahkan guru dan siswa karena proses presensi bisa langsung melalui Website ini, caranya guru login terlebih dahulu setelah itu siswa login untuk presensi. Selain itu, guru dan siswa bisa berinteraksi melalui audio dan video dan juga membuat akses website ini di android agar pengguna android bisa langsung mengakses di aplikasinya, namun demikian tetap saja ada kendala," kata Andi.

Kendalanya, kata Andi lagi, yang pertama guru yang terbiasa mengajar secara langsung tadi, saya ubah ke digital pasti sangat sulit dan butuh perjuangan dan kemauan. Kalau untuk siswa kendalanya ya, pasti mengenai handphone ataupun kuota internet.

Kalau siswa yang tidak mempunyai handphone, mereka menggunakan handphone orang tuanya, dan tentunya ini juga harus menunggu orang tuanya pulang ke rumah semisalnya yang orang tuanya bekerja di luar rumah baru bisa mereka login ke website ini.

Tetapi terkait kendala tersebut, menurut Andi, pasti ada kemudahan untuk menjalaninya. Jika mereka yang tidak bisa login karena tidak adanya handphone ataupun laptop mereka bisa datang ke sekolah untuk mengambil materi dan tugas, setelah itu mengerjakan di rumah dan dikembalikan lagi ke sekolah.

Seandainya pun mau menggunakan Website tersebut pihak sekolah juga membantu memberikan sarana dan prasarana untuk menggunakan komputer sekolah tetapi balik lagi harus tetap disiplin protokol kesehatan, jaga jarak fisik aman, pakai masker, cuci tangan dengan handsanitizer.

Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Riau Dr. Eng. Yusri, Disdik sudah semaksimal mungkin melakukan yang terbaik untuk mengatasi semua kendala dalam proses PJJ, agar proses belajar mengajar lebih efektif lagi.

"Proses PJJ sebagai metode pembelajaran pada masa pandemi COVID-19 dilakukan lebih optimal dan menekankan agar tidak memberatkan anak didik termasuk dalam proses pembelajaran, melainkan dapat menumbuhkembangkan karakter anak, dan anak tetap merasa senang, waktu anak terisi dengan baik serta orang tua terbantu," katanya.

Awalnya proses pembelajaran sebelum pandemi harus sesuai dengan target, tercapainya pembahasan, sekian minggu harus selesai, setiap bulan harus tuntas dan lainnya. Tetapi di saat pandemi ini tidak berorientasi kesana tetapi lebih difokuskan untuk lebih efektif dan tidak memberatkan.

"Pada sisi lain, agar tidak memberatkan proses pembelajaran, saat ini sudah ada dua vendor yang menjadi donatur mempermudah PJJ ini seperti Telkomsel yang membagikan kartu dan kuota gratis sebanyak 50 ribu lembar," kata Yusri.

Indosat pun juga membantu meringankan beban atau mendukung kegiatan PJJ ini bisa lebih lancar, produktif dan maksimal, dan bantuan dari pihak lain seperti BUMM dan perusahaan di Riau lainnya tentunya masih diharapkan.

Selain itu, Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Riau, dan Disdik Riau, bertanggung jawab terhadap program PJJ terhadap pengalokasian anggaran di antaranya dana BOS Reguler. Selama ini dana BOS Reguler itu dipergunakan sesuai dengan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS), namun dalam masa pandemi ini prosesnya berubah tetapi tetap diatur sesuai ketentuan.

"Disdik Riau juga sudah semaksimal mungkin memberikan yang terbaik dan sudah membentuk tim Satgas jika sekolah tatap muka khusus untuk tingkat SLTA diterapkan, bahkan melibatkan Kemenag (Kementrian Agama) untuk membantu program PJJ setingkat MI, Aliyah, yang dioperasionalkan sesuai arahan Gubernur Riau. Jadi, keputusan ini ditetapkan untuk mengantisipasi proses tatap muka bakal dilaksanakan," kata Yusri.