Pertamina targetkan pendirian satu desa satu pangkalan elpiji 3 kg

id Ovoo

Pertamina targetkan pendirian satu desa satu pangkalan elpiji 3 kg

Salah satu pangkalan elpiji. (ANTARA/HO-Pertamina)

Pekanbaru (ANTARA) - Pertamina pemasaran MOR I menargetkan pendirian satu pangkalan satu desa atau one outlet one village (OVOO) hingga akhir tahun 2020, guna mendekatkan produk elpiji sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) kepada masyarakat khususnya di daerah pelosok Riau.

"Pertamina mengusung program satu desa satu pangkalan bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan layanan elpiji 3 kg sehingga masyarakat tidak perlu lagi membeli dengan harga tinggi di pengecer," kata Unit Manager Communication, Relations, & CSR MOR I Roby Hervindo di Pekanbaru, Minggu.

Roby Hervindo mengatakan dasar pendirian itu karena menjamurnya pengecer di lokasi-lokasi yang belum ada pangkalan resmi elpiji Pertamina menyebabkan oknum masyarakat memainkan harga barang bersubsidi tersebut di atas harga eceran tertinggi yang telah ditentukan. Para pengecer ini menyebabkan pasokan habis dan menimbulkan isu kelangkaan di masyarakat.

"Untuk wilayah Riau, OVOO sudah mencakup 12 kota dan kabupaten, lebih dari 160 kecamatan dan di lebih dari 1.400 kelurahan," kata dia.

Roby menyebutkan, saat ini jumlah pangkalan di Riau 4.636. Jumlah ini meningkat setelah adanya program OVOO dimana sebelumnya pangkalan di Riau sejumlah 4.112.

Pencapaian OVOO di Riau hingga saat ini adalah 77,7 persen. Target OVOO 100 persen di wilayah Riau hingga Desember 2020. Akhir tahun 2020, ditargetkan seluruh wilayah Riau telah hadir OVOO.

"Program OVOO ini dikhususkan untuk menambah pangkalan elpiji di wilayah-wilayah pelosok pedesaan. Bukan di wilayah perkotaan seperti misalnya Pekanbaru, yang jumlah pangkalannya sudah banyak. Jika terlalu banyak pangkalan di satu wilayah, maka jatah pasokan per pangkalan menjadi terlalu kecil. Karena meski jumlah pangkalan ditambah, kan kuotanya tetap alias tidak ikut bertambah," terang Roby.

Berdasarkan catatan Pertamina, Sepanjang Januari hingga Juli 2020 ini konsumsi Elpiji di Riau sudah mencapai angka lebih dari 58,4 juta tabung untuk elpiji 3Kg dan 12.818 Metrik Ton (MT) untuk elpiji non subsidi. Untuk menghindari tabung elpiji bersubsidi dijual kembali oleh pengecer Pertamina menetapkan satu kepala keluarga hanya boleh membeli satu tabung elpiji bersubsidi.