Uniknya "Raye Drive Thru" di kampus Unilak saat PSBB di Pekanbaru
Pekanbaru (ANTARA) - Universitas Lancang Kuning (Unilak) menggelar silaturahmi “Raye Drive Thru” yakni halal bihalal Idul Fitri 1441 Hijriah dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19, di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pekanbaru, Riau.
“Kekeluargaan tetap dijaga dengan silaturahmi, dan ini tidak melanggar PSBB,” kata Rektor Unilak Dr. Junaidi kepada ANTARA di Pekanbaru, Selasa.
Ia menjelaskan Raye Drive Thru digelar selama satu hari pada Selasa (26/5) mulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Silaturahmi ini baru pertama kali digelar sebagai cara beradaptasi dengan kondisi wabah COVID-19.
“Karena kita tidak bisa lagi gelar open house, maka kita jalin silaturahmi dengan drive thru dengan tetap menjalanan protokol kesehatan,” katanya.
Halal Bihalal ini berlangsung cukup unik, karena Rektor Unilak berdiri mengenakan masker saat menyambut civitas academika di teras lobi gedung rektorat. Setiap orang yang datang bersilaturahmi melalui lobi tanpa perlu turun dari kendaraan mereka.
Begitu mereka bertatap muka dengan Rektor Unilak dari jarak sekira dua meter, mereka saling mengucap selamat Lebaran dan memohon maaf tanpa berjabat tangan langsung. Antrean kendaraan seperti ini umumnya terlihat di restoran cepat saji, yang berbeda adalah pihak rektorat memberikan paket Lebaran.
“Kami menyiapkan 400 paket Lebaran untuk civitas academika dan rekan-rekan pers juga untuk menjaga silaturahmi,” ujarnya.
Ia menambahkan kegiatan kerja karyawan dan dosen kini mulai berjalan di kampus Unilak, namun mahasiswa masih libur. “Mahasiswa nanti akan langsung ujian pada akhir Juni secara online karena belum bisa kuliah secara fisik di kelas,” katanya.
Selain itu, ia mengatakan proses penerimaan mahasiswa baru di Unilak juga menggunakan sistem jaringan di situs pmb.unilak.ac.id. Pihaknya memberikan kemudahan untuk pendaftar yaitu tanpa tes masuk dan diskon uang pengembangan hingga 50 persen.
“Sudah banyak yang daftar karena kita ada program Pasti Kuliah, yakni memberikan diskon sampai 50 persen uang pengembangan. Ini diberikan karena pada masa sulit ini jangan sampai anak-anak tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” demikian Dr. Junaidi.
“Kekeluargaan tetap dijaga dengan silaturahmi, dan ini tidak melanggar PSBB,” kata Rektor Unilak Dr. Junaidi kepada ANTARA di Pekanbaru, Selasa.
Ia menjelaskan Raye Drive Thru digelar selama satu hari pada Selasa (26/5) mulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Silaturahmi ini baru pertama kali digelar sebagai cara beradaptasi dengan kondisi wabah COVID-19.
“Karena kita tidak bisa lagi gelar open house, maka kita jalin silaturahmi dengan drive thru dengan tetap menjalanan protokol kesehatan,” katanya.
Halal Bihalal ini berlangsung cukup unik, karena Rektor Unilak berdiri mengenakan masker saat menyambut civitas academika di teras lobi gedung rektorat. Setiap orang yang datang bersilaturahmi melalui lobi tanpa perlu turun dari kendaraan mereka.
Begitu mereka bertatap muka dengan Rektor Unilak dari jarak sekira dua meter, mereka saling mengucap selamat Lebaran dan memohon maaf tanpa berjabat tangan langsung. Antrean kendaraan seperti ini umumnya terlihat di restoran cepat saji, yang berbeda adalah pihak rektorat memberikan paket Lebaran.
“Kami menyiapkan 400 paket Lebaran untuk civitas academika dan rekan-rekan pers juga untuk menjaga silaturahmi,” ujarnya.
Ia menambahkan kegiatan kerja karyawan dan dosen kini mulai berjalan di kampus Unilak, namun mahasiswa masih libur. “Mahasiswa nanti akan langsung ujian pada akhir Juni secara online karena belum bisa kuliah secara fisik di kelas,” katanya.
Selain itu, ia mengatakan proses penerimaan mahasiswa baru di Unilak juga menggunakan sistem jaringan di situs pmb.unilak.ac.id. Pihaknya memberikan kemudahan untuk pendaftar yaitu tanpa tes masuk dan diskon uang pengembangan hingga 50 persen.
“Sudah banyak yang daftar karena kita ada program Pasti Kuliah, yakni memberikan diskon sampai 50 persen uang pengembangan. Ini diberikan karena pada masa sulit ini jangan sampai anak-anak tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” demikian Dr. Junaidi.