Blangpidie, Aceh (ANTARA) - Sebanyak 39 unit rumah masyarakat di Desa Palak Kerambil, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) diterjang gelombang pasang dalam sepekan terakhir.
Dampaknya puluhan jiwa terpaksa harus mengungsi ke rumah tetangganya karena rumah mereka tempati di sepanjang pantai jilbab Susoh tersebut sebahagiannya sudah roboh ditelan ombak laut.
"Dari 39 rumah yang terdampak selama musim gelombang pasang ini. 15 unit diantaranya sudah rusak parah warga terpaksa mengungsi,” kata Sekdes Desa Palak Kerambil, Susoh, Ridwan Saputra di Blangpidie, Kamis
Disamping merusakkan 39 rumah, peristiwa gelombang pasang hingga terjadi abrasi pantai secara besar-besar tersebut juga menyebabkan warga yang menempati kawasan bibir pantai harus kehilangan harta benda.
"Harta benda milik warga yang ada dalam rumah cukup banyak diseret ombak laut termasuk kapal tangkap nelayan. Delapan unit boat milik nelayan ukuran 10 GT juga ikut hancur diterjang ombak,” katanya
Guna mengantisipasi musibah susulan, pihak Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Abdya sudah menurunkan alat berat untuk menarik kapal tangkap dari dibibir pantai ke daratan.
Sementara wakil Bupati Abdya Muslizar saat meninjau lokasi bencana abrasi tersebut mengatakan, masalah abrasi pantai di Desa Palak Kerambil sudah menjadi bencana tahunan, terutama setiap datangnya musim air pasang.
Sebuah rumah roboh diterjang gelombang pasang di Desa Palak Kerambil, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya, Jumat (22/5/2020) (ANTARA/Suprian)5
“Kita sudah sudah menyerahkan berkas permohonan pembangunan break water kepada pak Plt Gubernur Aceh agar dimasukkan kedalam APBA 2020. Sebab, penanganan ini tidak mungkin tertangani dengan APBK,” katanya.
Berhubung dalam APBA tahun ini tidak dianggarkan, maka pemkab Abdya meminta pihak provinsi untuk memberikan penanganan sementara terkait masalah abrasi pantai di Desa Palak Kerambil, Susoh ini
“Penyebab abrasi besar-besaran ini karena disebabkan pembangunan jetty
Krueng Cangkoi dan jetty Pantai Jilbab yang menghimpit pemukiman warga, sehingga air laut terkonsentrasi ke rumah penduduk,” ucapnya
Untuk antisipasinya, Muslizar meminta pada pihak provinsi agar kedua jetty yang memiliki panjang 100 meter lebih itu direlokasi menjadi break water disepanjang pesisir pantai Palak Kerambil guna menyelamatkan rumah warga.
“Jika masalah abrasi tidak segera diatasi oleh provinsi, maka akan berdampak pada seluruh pemukiman warga. Bisa-bisa Desa Palak Kerambil nantinya hanya tinggal nama disebabkan abrasi saat ombak laut mengganas,”katanya
Pewarta : Suprian
Berita Lainnya
Mitsubishi Electric Indonesia lakukan inovasi dan solusi untuk lingkungan hijau
26 April 2024 17:02 WIB
Relawan: Partai Keadilan Sejahtera akan ikuti jejak PKB dan NasDem masuk koalisi
26 April 2024 16:29 WIB
Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional di Indonesia untuk perkuat bisnis penerbangan
26 April 2024 16:10 WIB
Mendag Zulkifli Hasan memusnahkan baja tulang tak sesuai SNI senilai Rp257 miliar
26 April 2024 15:31 WIB
Ilmuwan ungkap rotasi Bumi melambat, hari jadi lebih panjang
26 April 2024 15:16 WIB
72 tahun diplomatik, Indonesia-Kanada adakan Dialog Pertahanan Perdana di Jakarta
26 April 2024 15:05 WIB
Menlu Retno sebut satgas judi online lindungi WNI dari kejahatan transnasional
26 April 2024 14:17 WIB
Jeniffer Aniston akan buat ulang film klasik hits tahun 1980 "9 to 5"
26 April 2024 14:04 WIB