Pekanbaru, 8/9 (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mengumumkan bahwa nilai tukar petani pada Agustus 2011 sebesar 104,75 atau naik 0,51 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 104,21.
"Terjadi kenaikan pada nilai tukar petani pada Agustus sebesar 0,51 persen," kata Kepala BPS Provinsi Riau Abdul Manaf di Pekanbaru, Kamis.
NTP adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani sehingga semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli
atau daya tukar petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.
Menurut Abdul Manaf, kenaikan NTP disebabkan indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,16 persen relatif, lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar
petani yang mencapai 0,64 persen.
Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 113,74, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 114,58, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 102,14, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPPT) 100,79 dan Nilai Tukar Petani Nelayan (NTPN) 92,11.
Menurut dia, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya kenaikan indeks harga yang diterima petani
terjadi pada subsektor hortikultura yang terutama diakibatkan naiknya harga cabe rawit dengan andil sebesar 0,90 persen, cabe merah sebesar 0,71 persen, rambutan sebesar 0,35 persen, ketimun sebesar 0,28 persen.
Kemudian kacang panjang sebesar 0,27 persen, nanas sebesar 0,08 persen, kangkung sebesar 0,07 persen, petai sebesar 0,06 persen, terung panjang sebesar 0,05 persen, semangka sebesar 0,03 persen, dan sawi sebesar 0,01 persen.
Kenaikan indeks harga yang dibayar petani terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang disebabkan oleh naiknya harga daging ayam dengan andil sebesar 0,16 persen, daging sapi sebesar 0,11 persen, kentang sebesar 0,08 persen, tongkol dan gula pasir masing-masing sebesar 0,07 persen.
Selain itu, ikan ekor kuning sebesar 0,06 persen, beras sebesar 0,05 persen, serta mie instant, udang dan telur ayam masing-masing sebesar 0,04 persen.
Ia menambahkan, pada Agustus 2011 terjadi inflasi di daerah perdesaan Provinsi Riau sebesar 0,84 persen. Inflasi
perdesaan terjadi karena kenaikan indeks harga terjadi hampir pada semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,30 persen, kelompok makanan jadi,
rokok dan tembakau serta kelompok sandang masing-masing sebesar 0,64 persen.
Sedangkan kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,40 persen, serta kelompok perumahan dan kelompok kesehatan masing-masing sebesar 0,09 persen.
"Laju inflasi di daerah pedesaan Provinsi Riau pada bulan Agustus 2011 sebesar 0,84 persen, sementara itu inflasi 'year-on-year' adalah sebesar 3.47 persen," ujarnya.
Berita Lainnya
Nilai tukar petani meningkat setiap tahun, ini harapan Bupati Wardan
22 August 2022 16:07 WIB
Kementan: Ekspor pertanian naik sejalan dengan kesejahteraan petani dilihat dari NTP
15 February 2022 21:52 WIB
Nilai Tukar Petani Riau paling tinggi di Sumatera, begini penjelasan BPS
06 July 2020 14:41 WIB
Petani di Riau hingga Juli masih defisit karena NTP turun, begini penjelasannya
16 August 2019 18:14 WIB
Nilai tukar petani turun, Pendapatan petani Riau makin defisit
09 April 2019 8:34 WIB
BPS: Petani Riau masih defisit
21 January 2019 14:23 WIB
NTP Petani Riau Merosot Setelah Kenaikan BBM
02 December 2014 15:25 WIB
BPS Riau: NTP Petani Turun 0,20 Persen
09 August 2010 17:20 WIB