NTP Petani Riau Merosot Setelah Kenaikan BBM

id ntp petani, riau merosot, setelah kenaikan bbm

NTP Petani Riau Merosot Setelah Kenaikan BBM

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik menyatakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Riau pada November 2014 sebesar 96,59 atau turun sebesar 0,18 persen dibandingkan bulan sebelumnya, akibat dampak dari kebijakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Indeks NTP di bawah 100 poin, kurang bagus. Jadi petani di Riau ibarat hidup segan, mati tak mau," kata Kepala BPS Provinsi Riau Mawardi Arsad, di Pekanbaru, Selasa.

Menurut dia, NTP adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, sehingga semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.

Ia mengatakan penurunan NTP disebabkan indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 1,69 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,51 persen.

Hal tersebut sangat kontras dibandingkan bulan Oktober, dimana NTP Riau mencapai 96,76 poin yang merupakan kenaikan tertinggi di wilayah Sumatera. Pada bulan November, NTP Riau berada pada peringkat keempat di Sumatera.

Peningkatan indeks harga yang dibayar petani disebabkan terjadinya inflasi sebesar 1,78 persen di daerah perdesaan Riau. Inflasi pedesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga, yaitu kelompok bahan makanan 1,77 persen, kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau 0,61 persen, kelompok perumahan sebesar 0,76 persen dan kelompok sandang 0,19 persen.

Kemudian kelompok kesehatan juga naik 0,17 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,15 persen dan kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 5,74 persen.

"Meski begitu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Riau sebesar 103,41 atau naik 0,39 persen dibandingkan bulan sebelumnya," kata Mawardi.