Pemkot Dumai Perketat Pengawasan Daging Sapi

id pemkot dumai, perketat pengawasan, daging sapi

Dumai, 3/8 (ANTARA) - Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakkanla) Pemerintah Kota Dumai, Riau terus memperketat pengawasan peredaran daging sapi dan mengimbau masyarakat untuk selektif dalam membeli dan mengkonsumsinya.

Kepala Disnakkanla Dumai, H Syafrizal mengatakan di Dumai, Rabu, memasuki bulan suci Ramadhan saat ini konsumsi daging sapi akan terus meningkat hingga jelang Idul Fitri 1432 Hijriah/2011 Masehi.

"Hal ini tentunya sangat rentan dengan adanya ulah-ulah pedagang yang ingin mengambil kesempatan dan keuntungan lebih," ujarnya.

Salah satunya menurut Syafrizal, yakni dengan menjual daging kotak impor serta menjual daging sapi dengan kondisi yang tidak sehat atau mengandung zat pengawet berbahaya.

"Selain itu, bukan tidak mungkin juga ada pedagang yang menjual daging sapi 'oplosan'," katanya.

Untuk mengantisipasi hal demikian, pihaknya berusaha untuk memperketat pengawasan peredaran daging sapi mulai dari rumah pemotongan hewan hingga pasar-pasar tradisional dan modern.

"Jika dalam pemantauan kita didapati ada daging sapi yang tidak sehat, maka akan langsung diamankan. Sementara bagi masyarakat sebaiknya selektif saat membeli, curigai daging sapi yang harganya lebih murah atau bentuknya terkesan aneh," kata nya.

Penelusuran di beberapa pasar tradisional Kota Dumai menyebutkan, harga daging sapi saat ini masih bertengger Rp85 ribu per kilogram (kg).

Para pedagang daging sapi mengakui, sebelumnya daging tersebut didatangkan oleh sejumlah distributor luar daerah seperti Bandarlampung dan Sumatra Barat.

"Permintaan tiap harinya memang terus meningkat sementara stok terbatas," kata seorang pedagang daging sapi di Pasar Pulau Payung.

Sementara seorang warga pembeli, Hartini, mengakui pada Ramadhan ini selalu membeli dan mengkonsumsi daging setiap dua atau tiga hari sekali.

"Kalau dapat sampai Lebaran nantinya harganya bisa terjangkau, sehingga kita tetap membeli daging segar yang mutunya terjamin," kata Hartini.