Rengat, 8/5 (ANTARA) - Enam siswa Sanggar Belajar Sadan yang belajar di dalam rimba belantara Taman Nasional Bukit Tigapuluh di Riau akan mengikuti ujian nasional sekolah dasar pada 9 Mei 2011.
"Enam dari 10 murid kelas enam akan ikut UN," kata Saparudin, pengajar di Sanggar Belajar Sadan kepada ANTARA, Minggu.
Sanggar Belajar Sadan merupakan sekolah marjinal bagi anak Suku Talang Mamak dan Melayu Tua yang hingga kini tinggal di dalam TNBT. Sekolah tersebut beroperasi di Dusun Sadan, Kabupaten Indragiri Hulu sejak 2007, dipelopori oleh Pusat Konservasi Harimau Sumatera (PKHS) dan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat untuk tenaga pendidiknya.
Menurut dia, baru pertama kali siswa yang mengikuti pendidikan di Sanggar Belajar Sadan ikut UN. Sedangkan, empat siswa lainnya diharapkan bisa ikut UN tahun depan karena dinilai masih kurang secara akademis.
Ia mengatakan enam siswa yang akan ikut UN selama ini melalui perjuangan keras untuk mendapatkan pendidikan. Mereka berasal dari Dusun Suit, Air Bomban dan Dusun Tanjung Lintang yang berjarak sekitar lima kilometer dari sekolah di Dusun Sadan.
Siswa tersebut harus berjalan kaki melintasi hutan dan menyeberangi Sungai Gangsal yang lebarnya sekitar 30 meter untuk mencapai sekolah. "Anak-anak dari Tanjung Lintang harus lima kali menyebrangi sungai," ujarnya.
Seorang staf Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) yang diperbantukan sebagai guru sekolah, Lancar, mengatakan enam siswa akan mengikuti UN di SDN 004 di Desa Rantau Langsat yang berada di perbatasan TNBT.
Mereka akan menginap di rumah guru dan kerabat di desa itu selama mengikuti UN. Sebab, lokasi ujian jauh dari rumah mereka dan hanya bisa ditempuh dengan sampan selama lima jam melalui sungai.
"Semoga mereka semua dapat lulu ujian dan akan menjadi penyemangat bagi anak-anak yang lainnya," ujarnya.
Hingga kini tercatat sebanyak 39 anak mendapatkan pendidikan gratis di sekolah itu. Mereka mendapat pendidikan setara dengan pelajar SD pada umumnya.
"Saya ingin belajar terus dan nanti mau jadi guru," kata Puja, seorang siswa kelas enam.