Dinkes Kota Pekanbaru perkuat jejaring internal dan eksternal layani penderita TB
Pekanbaru (ANTARA) - Dinkes Kota Pekanbaru kini terus memperkuat jejaring internal dan eksternal melalui petugas medis dalam pelayanan TB di Kota Pekanbaru, guna mencapai target program yang ditetapkan Kemenkes RI untuk menjari sebanyak 30.888 kasus TB Paru sepanjang tahun 2019.
"Perkuatan jejaring ini akan didukung sebanyak 50 tim medis yang berasal dari puskesmas dan rumah sakit kota itu sekaligus digerakkan untuk menemukan penderita TB Paru," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Muhammad Amin, di Pekanbaru, Selasa.
Menurut dia, ketika penerita TB Paru ditemukan, maka tindakan selanjutnya obati sampai sembuh, temukan pasien secara masif sekaligus mendorong pasien TBC untuk memeriksakan diri dan melakukan pengobatan hingga tuntas.
Gerakan ini, katanya merupakan upaya dalam rangka mencapai visi Kota Pekanbaru dalam mewujudkan Kota Pekanbaru yang smart city yang Madani dan penduduknya sehat terbebas dari TB paru.
"Oleh karena itu dalam mewujudkan tujuan tersebut perlu keterlibatan fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta dalam melaporkan semua kasus yang ditemukan dan diobati tentunya berkoordinasi dengan Dinkes Kota Pekanbaru," katanya.
Sementara itu 50 tim medis yang ditugaskan itu berasal dari RSUD Arifin Ahmad, RS. Awal Bros Sudirman, RS. Awal Bros A.Yani, RS. Tabrani, RS.Annisa, RS. Jiwa Tampan, RS. Islam Ibnu Sina, Dinkes Kesehatan Kota Pekanbaru, IO. PPM KNCV dan Koalisi Organisasi Profesi Indonesia (KOPI) TB Kota Pekanbaru.
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, periode Januari- Juli 2019 telah menemukan kasus TB (Tuberculosis) Paru sebanyak 3.700 kasus atau baru tercapai 10-11 persen dari dari target program yang ditetapkan Kemenkes RI untuk sebanyak 30.888 kasus TB Paru sepanjang tahun 2019.
"Perkuatan jejaring ini akan didukung sebanyak 50 tim medis yang berasal dari puskesmas dan rumah sakit kota itu sekaligus digerakkan untuk menemukan penderita TB Paru," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Muhammad Amin, di Pekanbaru, Selasa.
Menurut dia, ketika penerita TB Paru ditemukan, maka tindakan selanjutnya obati sampai sembuh, temukan pasien secara masif sekaligus mendorong pasien TBC untuk memeriksakan diri dan melakukan pengobatan hingga tuntas.
Gerakan ini, katanya merupakan upaya dalam rangka mencapai visi Kota Pekanbaru dalam mewujudkan Kota Pekanbaru yang smart city yang Madani dan penduduknya sehat terbebas dari TB paru.
"Oleh karena itu dalam mewujudkan tujuan tersebut perlu keterlibatan fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta dalam melaporkan semua kasus yang ditemukan dan diobati tentunya berkoordinasi dengan Dinkes Kota Pekanbaru," katanya.
Sementara itu 50 tim medis yang ditugaskan itu berasal dari RSUD Arifin Ahmad, RS. Awal Bros Sudirman, RS. Awal Bros A.Yani, RS. Tabrani, RS.Annisa, RS. Jiwa Tampan, RS. Islam Ibnu Sina, Dinkes Kesehatan Kota Pekanbaru, IO. PPM KNCV dan Koalisi Organisasi Profesi Indonesia (KOPI) TB Kota Pekanbaru.
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, periode Januari- Juli 2019 telah menemukan kasus TB (Tuberculosis) Paru sebanyak 3.700 kasus atau baru tercapai 10-11 persen dari dari target program yang ditetapkan Kemenkes RI untuk sebanyak 30.888 kasus TB Paru sepanjang tahun 2019.