Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Jerman akan menghibahkan dana sebesar Rp180 miliar untuk membiayai proyek percontohan (pilot project) untuk penanganan abrasi pulau-pulau di pesisir pantai Provinsi Riau.
"Ada dana 'grant' (hibah) sekitar Rp180 miliar akan digunakan untuk 'pilot project' di satu kawasan untuk penyelamatan dengan berbagai jarak intervensi," kata Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil di Kemenko Maritim Jakarta, Jumat.
Menurut Sofyan, intervensi penanganan yang dilakukan nantinya akan mirip seperti yang dilakukan pemerintah dalam penanganan sampah Sungai Citarum. Pasalnya, penangangan sampah di sungai tersebut mencapai kemajuan pesat di mana dalam dua tahun sudah terlihat perubahan besar.
Rapat koordinasi yang digelar Jumat ini membahas hasil studi yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan rekomendasi aksi.
"Kemudian tadi sudah diperintahkan Pak Menko (Luhut Pandjaitan) supaya dibikin organisasinya. Pada 1 November Pak Menko harap organisasi sudah selesai," katanya.
Sofyan menuturkan realisasi proyek percontohan penanganan abrasi di Riau itu sudah bisa dilakukan awal tahun 2020 mendatang.
Ia menegaskan yang terpenting dalam upaya penanganan abrasi di Riau adalah respon cepat pemerintah untuk segera memulai upaya penyelamatan.
Sofyan menambahkan pihaknya memberi dukungan dengan memastikan tidak adanya permasalahan soal tanah nantinya saat proyek digarap.
"Yang paling penting adalah 'think big, start small, move fast', berpikir besar, mulai yang kecil, bergerak cepat," tuturnya.
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan sejak Juni lalu telah menggelar rapat koordinasi terkait masalah abrasi di Riau. Dalam rakor tersebut, pemerintah melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama sejumlah universitas seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Universitas Gajah Mada (UGM) akan menggelar studi mendalam mengenai abrasi di pulau-pulau yang mengalami abrasi parah.
Empat pulau di Riau mengalami abrasi parah yakni di Pulau Bengkalis, Pulau Batu Mandi (Rokan Hilir), Pulau Rupat, Bengkalis dan Pulau Rangsang. Abrasi di keempat pulau terluar itu telah mengakibatkan hilangnya sebagian daratan sehingga mengancam perubahan batas negara.
Keempat pulau itu berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura.
Baca juga: Dua Sekolah Pantai Indonesia di Riau fokus antisipasi abrasi, begini penjelasannya
Baca juga: Bupati minta solusi pusat tangani abrasi di Bengkalis
Baca juga: Peneliti Jepang ingatkan ancaman tenggelamnya Pulau Bengkalis akibat abrasi