Pekanbaru, 18/11 (ANTARA) - Turis mancanegara mulai tertarik menjadikan Taman Nasional Tesso Nilo sebagai lokasi kunjungan wisata ekowisata di Kabupaten Pelalawan, Riau.
"Tesso Nilo adalah tempat yang menarik karena kita bisa melihat gajah langsung di habitatnya," kata seorang turis asal Swiss, Simon Perry, Kamis.
Simon merupakan satu dari dari lima turis asing yang menikmati keindahan Tesso Nilo sejak pekan lalu. Selain dari Swiss, turis asing juga berasal dari Amerika Serikat, Belanda, Jerman dan Swedia.
Ia mengatakan mencapai Tesso Nilo melalui akses darat dari Pekanbaru selama empat jam.
"Kami ingin kembali ke sini lagi untuk menikmati liburan yang lebih lama," ujarnya.
Taman Nasional Tesso Nilo merupakan kawasan konservasi dataran rendah yang menjadi habitat asli bagi sekitar 100 ekor gajah Sumatra (elephant maximus sumatranus). Balai taman nasional dan WWF bekerja sama untuk mengembangkan potensi ekowisata di lokasi itu dengan mendirikan beberapa rumah singgah untuk menginap para turis.
Kementerian Kehutanan menetapkan Tesso Nilo sebagai taman nasional pada 19 Juli 2004. Kawasan ini semula memiliki luas 38.576 hektare dan pada 2009 diperluas menjadi 83.000 hektare. Tesso Nilo memiliki koleksi 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku. Selain itu terdapat juga 107 jenis burung, 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia dan 18 jenis amfibia.
Koordinator Manajemen Konservasi WWF Riau Wisnu Sukmantoro mengatakan turis asing yang yang mengunjungi Tesso Nilo itu mengikuti paket perdana uji coba ekowisata yang sedang dikembangkan. Selain lima turis mancanegara, lanjutnya, juga terdapat satu turis lokal.
Menurut dia, paket wisata Tesso Nilo akan terus diperbaiki sesuai dengan kebutuhan para pelancong. Intinya, masyarakat juga akan terlibat dengan para pelancong ketika jalur ekowisata ini sudah benar-benar mapan.