Kendati ada Empat Korban Kronis, Tetapi Kota Pekanbaru Belum termasuk Endemis Kaki Gajah

id kendati ada empat korban kronis tetapi kota pekanbaru belum termasuk endemis kaki gajah

Kendati ada Empat Korban Kronis, Tetapi  Kota Pekanbaru Belum termasuk Endemis Kaki Gajah

Oleh Desy Nofitasari & Frislidia

Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Riau menyatakan tercatat empat korban kronis terjangkit virus filariasis (kaki gajah) di Pekanbaru, namun kota ini belum termasuk endemis penyakit kaki gajah atau belum mewabah secara luas.

"Endemis kaki gajah itu dinyatakan melalui pengukuran MiliFarad (MF)-rate, jika mencapai lebih dari 1 persen, maka daerah itu baru dinyatakan endemis," kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (M3P) Muhammad Ridwan melalui staf Seksi M3P Chandraskar Tyas di Pekanbaru, Senin.

Menurut Tyas, untuk mengetahui MF-rate itu, adalah dengan cara melakukan pengecekan tes darah pada jari orang berkali-kali pada usia 2-70 tahun untuk perempuan dan laki-laki.

Berdasarkan pengecekan darah itu, katanya menyebutkan, Pekanbaru dinyatakan MF-ratenya masih berada dibawah standar 1 persen itu artinya belum endemis.

"Mencermati data tersebut memang Peknabaru belum endemis, akan tetapi tidak menutup peluang Pekanbaru akan menjadi endemis kaki gajah, sehingga diperlukan upaya-upaya antisipasi sejak awal," katanya.

Sedangkan penyakit menular filariasis ini, katanya, tidak bisa di sembuhkan, tapi bisa di cegah dengan meminum obat massal Deitlycarbamazin Cytrat (DEC), sekali setahun seumur hidup dalam lima tahun berturut-turut, bisa membunuh virus filarasis itu berkembang menyernag sistim immun tubuh.

Obat ini, katanya, dapat diperoleh masyarakat secara gratis yang diberikan oleh dinas kesehatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

"Penyakit kaki gajah adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia. Penyebab penyakit ini adalah sekelompok cacing parasit nemtoda yang tergolong superfamilia filarioidea yang menyebabkan infeksi sehingga berakibat munculnya edema," katanya.

Sementara itu gejala yang umum terlihat adalah terjadinya elefantiasis, berupa membesarnya tungkai bawah (kaki) dan kantung zakar (skrotum), sehingga penyakit ini secara awam dikenal sebagai penyakit kaki gajah.

Menghentikan penyebaran infeksi ini, katanya lagi yaitu dengan cara memutus rantai penularan dengan melaksanakan POPM (pemberian obat pencegahan massal) Filariasis dan mencegah serta membatasi kecacatan melalui penataan kasus.

Penyakit kaki gajah disebut juga dengan penyakit filariasis yaitu penyakit yang ditularkan melalui cacing Filaria dan cacing ini dibawa oleh nyamuk dan menyebar keseluruh jaringan tubuh manusia.

Penyakit kaki gajah dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran pada kaki, lengan, kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin. Penyakit kaki gajah menghambat penderitanya untuk bekerja seperti biasa.