Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sejumlah ibu tumah tangga di Kota Pekanbaru mengeluhkan harga-harga kebutuhan pokok seperti daging ayam ras, tomat, daging sapi, telur dan sebagainya relatif masih mahal meskipun Idul Fitri 1439 Hijriyah sudah berakhir hampir sebulan lalu.
"Harga kebutuhan pokok gak turun-turun, misalnya daging ayam potong masih bertahan Rp30.000 per kilogram," kata Imah (40) seorang pedagang Miso di Labuh Baru Barat kepada antara di Pekanbaru, Rabu.
Imah mengaku sejak naik Lebaran lalu dari Rp23.000 per kilogram (kg) saat harga normalnya, ayam potong masih bertengger di Rp30.000/kg.
Hal ini membuat modal ayam untuk dagangan miso naik, karena bumbu lain seperti cabai ikut naik, sementara ia tidak bisa menaikkan harga jual se mangkok masih Rp9.000.
"Modal buat miso naik, daya beli berkurang, saya belum berani menaikkan harga semangkoknya terpaksa disikapi dengan mengurangi porsi, " ujar Imah.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Pekanbaru, Ingot Achmad Hutasuhut membenarkan dari data pencatatan harga tiap hari yang dilakukan petugas ke pasar tradisional mendapati beberapa harga barang kebutuhan pokok yang tidak diatur oleh pemerintah seperti daging sapi, ayam potong, telur, cabai keriting, ayam kampung, tomat, sayuran dan sebagainya masih relatif mahal.
"Untuk barang tersebut masih berlaku hukum pasar antara permintaan dan suplay, dan kita pemerintah tidak bisa interpensi, " kata Ingot.
Berbeda dengan bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, daging beku, terigu ada pengendalinya yakni Badan Urusan Logistik Riau (Bulog). Pemerintah bahkan telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk itu semua.
Padahal menurut Ingot dari pantauan pasar barang-barang yang tidak diatur pemerintah HET nya tersebut stoknya lancar, dan tersedia, cuma sambung dia pihaknya tidak tahu pasti apa penyebab kenaikan dan bertahannya harga sejumlah kebutuhan itu.
"Sayangnya kita tidak bisa interpensi harga pasar, kalau dari laporan suplay tetap, tetapi di pasar pengecer menjual tetap mahal," tuturnya.
Ingot menilai bisa saja faktor penyebab bertahannya harga produk pertanian asal Sumatera Barat dan Sumatera Utara tersebut akibat beberapa hal bisa cuaca yang buruk membuat produksi pertanian dan ternak di sentra penghasil menurun, sementara permintaan tetap akhirnya harga naik.
Atau aktifitas pertanian belum normal atau berkurang pascalebaran, sehingga suplay menurun dan sebagainya.
Sementara itu data yang berhasil dihimpun antara dari Disperindag pekan ini harga beras kualitas medium merek Belida asal Palembang dan Topi Koki kini masih diecer Rp12.000/kg, bertahan mahal dari biasanya Rp11.000/kg.
Demikian juga ayam kampung sejak Lebaran naik Rp60.000/kg bertahan dari harga saat normalnya hanya Rp45.000-Rp50.000/kg.
Telur ayam ras kini bahkan naik dari harga sebelumnya Rp1.500 kini menjadi Rp1.600 perbutirnya. Telur itik juga mengalami kenaikan hingga Rp500 perbutirnya. Sebelumnya Rp2.500 kini menjadi ini Rp3.000/ butir.
Tomat sayur, biasanya hanya diecer Rp6.000/kg kini menjadi Rp14.000/kg. Demikian juga dengan cabai keriting ecer Rp32.000/kg, sedangkan cabai rawit Rp38.000/kg.
***3***
Berita Lainnya
Mendag Zulkifli Hasan sebut pasokan beras untuk stabilisasi harga sudah banjiri pasar
10 October 2023 14:36 WIB
Mendag: Harga minyak goreng curah di empat pulau besar sudah Rp14 ribu
04 August 2022 17:15 WIB
Harga belum diumumkan, Mobil MG 5 GT sudah dipesan di GIIAS
20 November 2021 11:59 WIB
Mercedes-AMG GT 2020 terbaru sudah bisa dipesan, harga di kisaran Rp2 miliar
30 July 2020 12:13 WIB
Harga minyak dunia sudah pulih dari level terendah dua minggu di perdagangan Asia
30 September 2019 12:33 WIB
Pertamina sudah bentuk 158 titik BBM satu harga dari target 160
26 September 2019 15:16 WIB
Dirut Garuda sebut sudah turunkan harga tiket 70 persen
23 January 2019 14:15 WIB
Bulog Riau-Kepri Klaim Sudah 1000 Ton Beras Digelontorkan Untuk Meredam Kenaikan Harga
05 February 2018 14:45 WIB