Moskow (Antarariau.com) - Penampilan wayang keroncong dari kelompok teater asal Bandung Behind The Actors menyabet penghargaan the Best Puppet Maker dalam ajang Red Mood Festival yang berlangsung di Moskow, Rusia, baru-baru ini.
Pengahargaan tersebut diberikan karena wayang keroncong dinilai sangat unik dan menarik, demikian Sekretaris Pertama Palaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Kebudayaan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow, Enjay Diana, kepada ANTARA News, Sabtu.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M. Wahid Supriyadi menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kiprah Behind The Actors yang secara tidak langsung turut memerankan diplomasi budaya Indonesia di Rusia.
Keunikan dan keragaman budaya Indonesia sangat digemari masyarakat Rusia, seperti wayang golek dan wayang kulit yang dipentaskan di Festival Indonesia.
Masyarakat Rusia pada dasarnya menyukai karya-karya klasik, kata Wahid, saat menerima kelompok Behind The Actors di KBRI Moskow.
Red Mood Festival merupakan festival boneka internasional berlangsung selama empat tahun berturut-turut. Sejumlah negara pernah ambil bagian dalam festival yang diadakan di Red Theatre, di pinggiran kota Moskow diantaranya Belarus, Belgia, Yunani, Pranci, dan Georgia.
"Untuk pertama kalinya di Rusia kami partisipasi memenuhi undangan Red Theatre, dan kami bersyukur atas apresiasi besar yang diberikan kepada kami, ujar Honey Rosalynda Mayne, produser Behind The Actors.
Pertunjukkan wayang keroncong berupa permainan wayang golek dengan iringan musik keroncong yang kali ini membawakan lakon matinya Kumbakarna (Kumbakarna Pejah) tampak menghibur penonton, termasuk anak-anak yang memenuhi gedung pertunjukan.
Wayang golek yang dimainkan oleh dalang Atjep Hidayat, didukung Asep Budiman sebagai sutradara/aktor, Hendra Permana sebagai manajer/aktor dan Syarif Maulana sebagai penata musik menarik perhatian penonton.
Uniknya, semua anggota juri adalah murid Sekolah Teater yang juga mewawancarai para artis pertunjukkan.
"Kita kagum anak-anak itu cukup profesional dan sangat obyektif," tambah Syarif Maulana, yang juga dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung ( ITB).
Setelah pertunjukkan selesai, tidak sedikit penonton, khususnya anak-anak yang mengerubungi Behind The Actors untuk memegang wayang golek, mencoba memainkannya dan bahkan berfoto bersama. Ada juga yang mengajukan berbagai pertanyaan mengenai wayang golek, cara pembuatannya, hingga memainkannya.
Selain Behind The Actors, Red Mood Festival yang keempat ini diikuti juga berbagai kelompok teater, yaitu Sacvoyage, Trilika, dan Hello! dari Rusia dan The Home of The Sun dari Belarus. Sebelumnya, Behind The Actors sudah pernah mengikuti berbagai festival di Taiwan, Vietnam, Turki, dan Swedia.