Tenaga Penangganan Gajah di Bengkalis Terbatas

id tenaga penangganan, gajah di, bengkalis terbatas

Bengkalis, 7/3(ANTARA) - Tenaga penanganan gajah liar di Kabupaten Bengkalis masih sangat kurang sedangkan konflik antara gajah dengan manusia terus berlanjut karena hewan berbadan besar itu telah kehilangan habitat aslinya. "Penggundulan hutan di wilayah Kecamatan Mandau, berdampak terhadap habitat gajah dalam mencari makan. Untuk mencegah pengerusakan kebun dan rumah warga yang menjadi lintasan hewan raksasa itu, perlu penambahan tenaga penanganan gajah yang saat ini masih terbatas," kata anggota Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Kehutanan dan Perkebunan Kecamatan Mandau, Elmawati saat dikunjungi ANTARA, di Duri, Ahad. Ia menanggapi seringnya pengrusakan yang disebabkan amukan gajah dalam sepekan terakhir. Menurut Elmawati, dalam setahun setiap kawasan hutan mentah di wilayah kecamatan itu mendapat jatah tersendiri dalam kunjungan kawanan gajah. Ketika gajah masuk, warga berupaya mengusir tapi pengusiran dengan cara manual, sehingga tidak pernah berhasil bahkan membuat kawan hewan mamalia itu gerah sebelum akhirnya mengamuk. "Setiap unit pelayan terpadu seperti kami tidak dapat berbuat banyak, namun bila ada warga melapor adanya kawanan gajah yang merusak, kami langsung tanggapi. Tapi sebatas meninjau ke lapangan untuk melihat kondisi sebenarnya, karena tenaga khusus untuk menangani gajah disini sangat terbatas," kata Elmawati. Guna upaya tindaklanjut yang lebih maksimal, ketika mendapat laporan dari warga korban amukan gajah, Ernawati bersama beberapa anggota UPTD lainnya segera mengkonfirmasikannya kepada Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau. "Biasanya setelah mendapat kabar tersebut, tim dari BKSDA langsung turun ke lapangan untuk mensurvei tempat kejadian dan memberikan arahan kepada masyarakat," ungkapnya. Kedatangan BKSDA juga untuk memastikan berapa ekor gajah dan korban jiwa manusia. Namun jika tidak ditemukan korban jiwa, BKSDA hanya menghitung jumlah kerugian materi. Elmawati menjelaskan lagi, pengalihan hutan menjadi lahan perkebunan di Mandau adalah salah satu penyebab kawanan gajah kerap masuk pedesaan. Selain itu, hutan suaka margasatwa yang seharusnya dilindungi saat ini sudah habis digarap oleh penebang liar. "Kini dampaknya manusia yang merasakan. Gajah masuk ke kampung mencari makanan, banjir dan sebagainya," jelasnya. Untuk mengatasi gangguan gajah tersebut, Ernawati mengharapkan ada tim tertentu yang menanganinya karena tenaga dan dana yang dibutuhkan pihaknya terbatas. Selain itu, kondisi dilapangan dengan medan penuh rintangan juga membuat pihaknya kewalahan.***